JAKARTA, KOMPAS.com - Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) maupun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) tergolong sulit di kawasan Menteng. Sebab, wilayah itu minim lahan kosong yang bisa digarap untuk RTH dan RPTRA.
"Terkait dengan program pemerintah untuk ruang terbuka publik, sulit mencari lahan yang memadai di Menteng ini," kata Camat Menteng Lilik Yulihandayani di Mapolsek Menteng, Selasa (6/10/2015).
Lilik melanjutkan, karena minimnya area terbuka untuk berekspresi, tak sedikit warga Menteng yang menggunakan tempat-tempat sepi, seperti kolong jembatan dan area bawah perlintasan kereta, untuk beraktivitas. Perlintasan layang rel kereta memang menyisakan sejumlah lahan kosong yang kerap digunakan warga untuk berkumpul.
"Kebanyakan lahan diisi oleh pembangunan," ujar Lilik.
Meski begitu, Menurut Lilik, lahan-lahan yang dialihfungsikan oleh warga kerap tidak terpantau. Beberapa tawuran bahkan terjadi di tempat-tempat yang tersebut.
Seperti bulan September lalu, dua kali tawuran terjadi di bawah perlintasan rel kereta yang diduga akibat perselisihan warga yang tidak sepaham saat bermain sepak bola. "Itu pemicunya, biasanya emosi dan itu merembet menjadi tawuran karena tidak terpantau," kata Lilik.
Oleh karena itu, sejumlah pencegahan akan dilakukan di kawasan Menteng. Pencegahan itu antara lain dilakukan dengan memasang CCTV di titik-titik rawan dan sepi, serta mengaktifkan kembali peran warga melalui siskamling.
Dalam catatan Kompas.com, sebenarnya ada sejumlah ruang terbuka hijau yang terdapat di wilayah Menteng. Contohnya, ada Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang. Namun, taman itu terletak di lokasi yang memang cukup jauh dari permukiman padat penduduk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.