Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Lemas Dengar Pengakuan Putrinya Dicabuli Tetangga

Kompas.com - 28/10/2015, 14:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - ZL (31), warga kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, melaporkan kasus dugaan pencabulan yang dialami anaknya ZM.

Putrinya yang belum genap berusia empat tahun itu diduga telah dicabuli oleh tetangganya sendiri, L (50).

Terungkapnya kejadian itu setelah korban mengeluhkan perih pada bagian alat vital saat sedang dimandikan oleh ibunya.

Istri ZL lalu bertanya mengapa korban mengalami perih di bagian kelamin.

Jawaban sang anak kemudian mengejutkan pasangan suami istri itu. Bocah itu pun mengaku kepada orangtuanya bahwa L telah berbuat tidak pantas padanya.

Hal ini disampaikan ZL saat mengadu ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur, Rabu (28/10/2015).

ZL kemudian bertanya lagi kepada anaknya detil perbuatan L kepadanya.

"Begitu dengar itu saya langsung lemas," ujar ZL.

ZL tak menyangka, tetangganya L tersebut melakukan hal tak pantas itu kepada anaknya. Selama setahun bertetangga, putrinya memang kerap bermain ke kontrakan L.

Pelaku yang pengangguran dan kerap berada di rumah itu juga kadang memandikan anaknya. Kebetulan, meski telah berkeluarga L dan istrinya belum memiliki anak.

"Kadang anak saya kalau pulang dari rumah dia (L) itu sudah mandi," ujar ZL.

Dari pengakuan anaknya, ZL melaporkan kepada RT setempat. L juga telah dipanggil dalam pertemuan warga, namun membantah melakukan perbuatan itu.

Tapi, ZL meyakini kalau anaknya telah dicabuli. Sebab, saat ini putrinya itu menjadi ketakutan jika dibawa lagi ke kontrakan L. Orangtua korban pun melaporkan kasus ini ke polisi.

"Setelah itu dilakukan visum. Dan menurut dokter klinik, ini sih enggak sampai robek, tapi bagian alat kelamin ada memerah gitu," ujar ZL.

Selain melapor ke polisi, Ia telah mengadukan hal ini ke Komnas Perlindungan Anak. Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, kasus ini memang sudah ditindak lanjuti.

"Kami sudah kirim surat ke Polres Jaktim, Jumat kemarin. Kami sudah minta agar pelakunya ditahan dan diperiksa, dan visumnya diteruskan," ujar Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com