Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rumah Ditutup Tembok, Pemkot Jaksel Minta Warga "Legowo"

Kompas.com - 03/11/2015, 14:27 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masalah rumah Denny di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang ditembok warga sudah sampai ke Pemkot Jakarta Selatan.

Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Irmansyah mengatakan, warga keberatan karena rumah yang dihuni Denny (41) bukan bagian dari kompleks perumahan, tetapi menghadap ke kompleks.

"Warga Peduli itu bilang, kalau hadap ke perumahan, nilainya bisa naik jadi sekian," kata Irmansyah kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2015) siang.

Menurut Irmansyah, Warga Peduli Bukit Mas (WPBM) menilai, rumah milik Denny seharusnya menghadap ke belakang kawasan perumahan, tepatnya di Jalan Mawar.

Sementara itu, rumah Denny menghadap ke Jalan Cakra Negara sehingga terlihat rumah itu sebagai bagian dari Perumahan Bukit Mas Bintaro.

"Warga Peduli itu anggap rumah Denny bukan di dalam kompleks, jadi jangan menghadap ke kompleks. Kalau soal itu ya sudahlah, warga legowo saja harusnya," ujar Irmansyah.

Meski demikian, peran Pemerintah Kota Jakarta Selatan tetap pada koridornya sebagai mediator antara pemilik rumah dan WPBM.

Irmansyah berharap, ada kesepakatan yang bisa dicapai dari mediasi kedua belah pihak yang bisa menguntungkan keduanya.

Sebelumnya diberitakan, rumah Denny ditutup tembok oleh WPBM karena menghadap ke Jalan Cakra Negara.

WPBM berani menembok bagian depan rumah Denny karena mereka punya kesepakatan dengan pemilik rumah sebelum Denny, Heru.

Kesepakatan itu berbunyi, Heru akan memberi kompensasi berupa sejumlah uang jika Heru membangun rumah menghadap ke Jalan Cakra Negara.

Denny yang tidak tahu apa-apa menjadi korban karena telah membeli rumah yang bermasalah itu. Meski demikian, dari sisi surat, dokumen, dan sertifikat, keberadaan rumah itu resmi.

Sampai saat ini, Denny tidak habis pikir bagaimana warga bisa bertindak seperti itu dengan menutup bagian depan rumahnya dengan tembok setinggi dua meter.

Masalah ini sudah dibicarakan hingga di tingkat Wali Kota Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com