Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW: Seharusnya WPBM Tak Perlu Menembok Rumah Itu

Kompas.com - 03/11/2015, 15:50 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua RW 15 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, M Lutfi Nahar, menyayangkan tindakan warganya yang menutup rumah salah satu warganya, Denny (41), dengan tembok setinggi dua meter.

Menurut Lutfi, warga bisa menyelesaikan masalah tersebut secara baik-baik tanpa merugikan pihak mana pun.

"Seharusnya pihak Warga Peduli Bukit Mas (WPBM) tidak perlu nembok, nego saja sama Pak Heru. Kan kasihan sekarang Pak Denny sangat terganggu kalau seperti ini," kata Lutfi kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2015) siang. (Baca: Alasan Warga Tutup Rumah Denny dengan Tembok Setinggi 2 Meter)

Heru yang dimaksud adalah pemilik rumah sebelum Denny. Rumah tersebut dibeli Denny dari Heru pada Juni 2015. Ketika itu, Denny tidak mengetahui adanya masalah antara Heru dan WPBM.

Denny baru tahu rumahnya dipermasalahkan saat rumahnya ditutup tembok pertama kali pada
Juni lalu.

Denny sudah menganggap Heru wanprestasi karena menjual rumah yang bermasalah. Namun, saat itu Heru meyakinkan Denny masalah tersebut akan segera diselesaikan.

Dari sejumlah pertemuan dengan lurah dan camat setempat, disepakati bahwa tembok di depan rumah Denny boleh dibongkar.

Namun, WPBM kembali mempermasalahkan keberadaan rumah Denny dan langsung membuat tembok yang menutupi bagian depan rumahnya saat dia dan keluarganya sedang tidur, Minggu (1/11/2015) lalu. (Baca: Denny Tidur, Rumahnya Ditutup Tembok Setinggi 2 Meter)

Akibat tindakan WPBM, Denny dan keluarganya tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Kendaraan di dalam rumah pun terkurung begitu saja di dalam rumah.

Denny terpaksa tidak bekerja juga karena harus menghadiri mediasi antara dirinya bersama Heru dengan perwakilan dari WPBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com