Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tawuran yang Renggut Korban Jiwa di Ciracas Versi Warga

Kompas.com - 12/11/2015, 17:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antara dua kelompok pemuda pecah di Jalan Tanah Merdeka, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (11/11/2015) malam.

Tawuran itu menewaskan seorang pemuda dari salah satu kelompok yang bertikai itu.

Seorang warga kontrakan yang melihat kejadian itu mengatakan, tawuran itu bermula saat seorang pemuda dari salah satu kelompok mendatangi lingkungan itu sekitar pukul 21.00

Pemuda itu belakangan diketahui bernama YT (27) dan bergabung dalam kelompok Akon. Ia diduga berselisih dengan kelompok Abubu, yang tinggal dalam kontrakan itu.

[Baca: Bentrok Dua Kelompok Pemuda di Ciracas, Satu Orang Tewas]

"Saya enggak tahu persis kenapa tapi tahu-tahu saya lihat dia (YT) sudah jatuh di depan (teras)," kata warga yang enggan disebutkan namanya dengan alasan keamanan ini, saat ditemui di kontrakan yang jadi lokasi tawuran, Kamis (12/11/2015) sore.

Setelah kejadian itu, YT meninggalkan lingkungan kontrakan. Ia tak mengetahui persis siapa yang berkelahi dengan YT.

Namun, yang dia tahu YT berkelahi di depan kontrakan milik pria yang juga satu daerah dengan YT berinisial Papa FX (FX adalah nama anak-red).

YT kemudian pulang. Tak lama setelah kejadian, YT kembali ke kontrakan itu. Kali ini, membawa dua orang teman.

Mereka hendak menyerang meskipun pagar kontrakan itu sudah digembok. YT dan temannya disebut membawa senjata tajam.

Perkelahian kedua pun pecah, tetapi bukan di lokasi sebelumnya. Adu fisik kali ini terjadi di depan kontrakan warga yang berasal dari satu daerah dengan YT.

Dalam perkelahian itu, YT tumbang. Ia terkena senjata tajam pada leher, punggung kiri, dan pelipis kiri.

Teman YT, JYW (45), mengalami luka bacok punggung sebelah kiri dan pundak sebelah kanan. JYW masih dapat diselamatkan.

Sedangkan seorang rekan YT disebut bisa meloloskan diri.

Adapun dari kelompok Abubu, jatuh korban berinisial BH (37). Ia mengalami luka tusuk pada paha dan lengan kanan.

Sementara itu warga kontrakan di lokasi tawuran merasa takut karena perkelahian itu. Mereka mengaku sudah mencoba menghubungi kepolisian.

"Polisi lama banget datangnya. Sudah dikasih kabar dari jam 9 (malam), tapi datang pas sudah selesai," ujar warga.

Warga yang tinggal di kontrakan itu sudah dibawa polisi untuk periksa. Polisi telah memeriksa lima orang.

Polisi mengamankan lima senjata tajam jenis golok atau parang. Kasus ini kini tengah dalam penanganan Polsek Ciracas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com