Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Memburu Pembunuh Siswi di Hutan Jasinga

Kompas.com - 25/11/2015, 15:53 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi memerlukan waktu satu bulan untuk bisa menemukan dan menangkap pembunuh dan pemerkosa AAP (12).

Jasad siswi itu ditemukan di areal Perhutani, Desa Pangaur, Jasinga, Kabupaten Bogor, pada 23 Oktober 2015. Sementara pembunuhnya, RZ, ditangkap di Pandeglang, Banten, pada Selasa (24/11/2015).

Awalnya penyelidikan kasus ini ditangani Polsek Jasinga dan Polres Kabupaten Bogor. Tak beberapa lama Polda Metro Jaya ikut dalam penyelidikan.

Alasannya, AAP adalah warga Bendungan Hilir. Orangtuanya juga melapor ke Polda Metro Jaya sejak AAP hilang pada 18 Oktober 2015.

"Kita telusuri lingkungan korban, terhadap warga dan keluarga korban. Kami juga melakukan wawancara dan penseluruan ke sekolah korban terhadap potential suspect untuk mencari kesamaan DNA yang kami dapatkan dari olah TKP, terutama sperma," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Orang yang diperiksa DNA adalah yang berpotensi bertemu dan berhubungan dengan AAP.

Tepat pada Rabu 4 November 2015, polisi melakukan tes DNA siapa saja yang dicurigai, salah satunya RZ.

"Yang bersangkutan adalah saudara dari ibu korban," kata Krishna.

RZ semakin mencurigakan karena menghilang setelah dilakukan tes DNA. RZ pun masuk potential suspect. Penyidik mulai melakukan profiling terhadap RZ.

RZ diketahui mencari uang dengan cara mengamen dari stasiun ke stasiun.

"Kemudian kita melakukan penelusuran setelah RZ hilang sambil mengirim Labfor dari DNA," kata Krishna.

Penyidikan semakin sulit sebab RZ diketahui selalu berpindah tempat. Polisi menelusuri wilayah-wilayah yang sering disinggahi RZ. Dari Parung Panjang, Cisauk, Bogor, Stasiun Kebayoran Lama, Duri Angke, Jelambar.

"Polda Metro melakukan wawancara dengan seluruh kelompok pengamen untuk mencari RZ," jelas Krishna.

RZ diketahui sempat singgah untuk makan di rumah orangtuanya di Jasinga untuk makan. Ia kemudian pergi lagi, kali ini ke rumah saudara yang juga di Jasinga.

Dari penelusuran diketahui, RZ ternyata pergi ke Pandeglang, Banten.

"Berdasar pengakuan, RZ ada di rumah guru spiritualnya. Dia sampai ke sana karena diantar orangtua," kata Krishna.

Agar tak dicurigai, RZ mengaku pada gurunya merupakan korban penggusuran. Setelah dipastikan ada di rumah guru spiritualnya, Subdit Resmob pun langsung meringkus RZ.

"Setalah dalam penguasaan penyidik, RZ mengakui bahwa telah membunuh dan memperkosa korban," kata Krishna.

Selain itu, DNA RZ pun cocok dengan sperma yang ditemukan di tubuh AAP. RZ tak berkutik dan langsung digelandang ke Mapolda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com