JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Antonius Kosasih menyarankan pengusaha metromini untuk berpindah ke perusahaan lain yang lebih berpeluang bekerja sama dengan perusahaannya.
Kosasih menilai saran tersebut merupakan solusi terbaik ketimbang pengusaha menunggu damainya dua manajemen PT Metromini yang tengah berseteru.
"Dengan seizin gubernur dan dukungan Dishubtrans, para pemilik metromini bisa "pindah partai" ke perusahaan angkutan umum pengumpan yang mau bekerjasama dengan transjakarta," kata Kosasih saat dihubungi, Senin (7/12/2015).
Menurut Kosasih, Dishubtrans siap menambah jatah kuota perusahaan bus yang mau menampung para pengusaha metromini. Penambahan kuota akan dibarengi dengan pengurangan kuota milik PT Metromini.
Kosasih mengatakan sejumlah pengusaha metromini tertarik dengan usulan tersebut. Salah satunya Azas Tigor Nainggolan.
"Saya pernah bicara dengan Pak Azas Tigor Nainggolan terkait skema ini. Beliau pada waktu itu menyatakan itu hal yang baik karena bagi para pemilik bus yang penting busnya beroperasi dan menghasilkan pendapatan," ujar dia.
Menawarkan pelaku usaha transportasi bergabung dengan PT Transjakarta merupakan solusi untuk memperbaiki angkutan umum di Jakarta.
Pelaku usaha yang mau bergabung diwajibkan menyediakan bus yang laik sesuai standar transjakarta. Nantinya, mereka akan berkontrak dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer.
Dengan demikian, pelaku usaha tidak perlu lagi mewajibkan sopirnya untuk mengejar setoran. Sejauh ini, baru Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) yang dinilai siap untuk berintegrasi dengan PT Transjakarta.
Hal serupa tidak berlaku untuk PT Metromini. Penyebabnya, karena masih adanya dualisme manajemen. Manajemen PT Metromini diketahui terpecah menjadi dua.
Tercatat ada dua orang yang saat ini menyatakan diri sebagai pimpinan manajemen yang sah, masing-masing atas nama TH Panjaitan dan Nofrialdi. Kondisi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, selama konflik manajemen yang terjadi di PT Metromini tak terselesaikan, sulit bagi para pengusaha metromini untuk bergabung dengan PT Transjakarta.
Sebab, kata Andri, PT Transjakarta tidak mungkin mengadakan kerja sama dengan pihak yang masih terlibat sengketa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.