Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan RSUD Pasar Minggu, Ahok Dihadang Demo Warga

Kompas.com - 12/12/2015, 10:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan warga menghadang kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Mereka membawa spanduk bertuliskan, "Kembalikan Tanah atau Hak Kami Pak Gubernur. Ini Tanah Ahli Waris Enging bin Leos", "Pak Gubernur, Kami Belum Menerima Ganti Rugi Dalam Bentuk Apa Pun atas Berdirinya RSUD Pasar Minggu", dan lain-lain.

Saat mobil Basuki memasuki gerbang RSUD Pasar Minggu, terlihat barisan Satpol PP dengan kepolisian setempat mengamankan aksi tersebut, sementara para warga terus berteriak dan menyerukan tuntutan mereka. 

"Pak Ahok (Basuki) bayar ganti rugi. Kami tidak terima apa-apa," seru seorang orator aksi di depan RSUD Pasar Minggu, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (12/12/2015). 

"Kalau Pak Ahok tetap meresmikan rumah sakit ini, kami akan aksi dalam jumlah yang lebih besar lagi," kata dia lagi. 

Aksi unjuk rasa terus berlangsung hingga Menteri Kesehatan Nila Moeloek tiba 30 menit setelah kedatangan Basuki. Hingga acara dimulai sekitar pukul 10.15, aksi unjuk rasa masih berlangsung.

Maruarar, kuasa hukum ahli waris Enging bin Leos, mengatakan, lahan seluas 680.000 meter persegi dari 182.050 meter persegi pembangunan RSUD Pasar Minggu merupakan kepemilikan Enging bin Leos.

Lahan itu terletak di Jalan TB Simatupang, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Enging bin Leos, kata dia, merupakan pemilik tanah sah atas bidang tanah Ex Eigendom Verponding Nomor 6109 Tahun 1943 seluas 680.000 meter persegi di sana.

"Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menyerobot dan mendirikan bangunan RSUD Pasar Minggu tanpa izin dari para ahli waris yang sah," kata Maruarar. 

Ia menuntut pemberian ganti rugi berdasarkan harga yang berlaku atas tanah yang dimaksud secara tunai. Bahkan, ia meminta pemberian ganti rugi dilaksanakan sebelum peresmian RSUD Pasar Minggu dimulai.

"Ini sebagai penghormatan dan pemenuhan hak asasi para ahli waris yang dilindungi konstitusi. Ada sekitar 114 KK yang terdampak digusur dan belum dibayar ganti rugi oleh Pemprov DKI," kata Maruarar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com