Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Banggar DPRD DKI Tiba-Tiba Gaduh, Ada Apa?

Kompas.com - 12/12/2015, 18:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 yang diselenggarakan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI mendadak gaduh.

Suasana rapat yang awalnya tenang dan kondusif, langsung ramai karena sorak sorai riuh pegawai negeri sipil (PNS) DKI.

Keriuhan bermula ketika Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah memanggil Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI untuk memaparkan anggarannya. 

"Bagaimana, Dinas Perhubungan ada yang berubah enggak?," tanya Wakil Ketua Banggar DPRD DKI Mohamad Taufik kepada Kepala Dishubtrans DKI Andri Yansyah, di Gedung DPRD DKI, Sabtu (12/12/2015). 

"Siap. Tidak ada, Pak," jawab Andri. 

"Terus, ngapain datang ke sini?," tanya Taufik sambil tertawa.

Suasana ruang Banggar pun langsung riuh.

"Diundang, Pak," kata Andri lagi. 

"Pulang.. Pulang.. Dishub pulang," seru PNS Dishubtrans DKI yang mengikuti rapat sambil bertepuk tangan.  

"Tunggu.. Tunggu.. Dinas Perhubungan, pergantian mesin sudah belum," tanya anggota Banggar DPRD DKI Bestari Barus. 

"Siap, Pak," jawab Andri. 

"Siap bagaimana, siap sudah apa siap belum?," tanya Bestari. 

"Sudah Pak. Mesin yang lama usul penghapusan, Pak," kata Andri.

Kemudian Bestari bertanya apakah Dishubtrans DKI berencana mencopot rambu lalu lintas "Dilarang Parkir" dan "Dilarang Stop" di sepanjang Jalan Kebon Sirih.

"Ada enggak anggaran copot letter P sama S? Banyak parkir sembarangan di Kebon Sirih. Enggak guna rambu itu," kata Bestari. 

"Siap. Ini sedang kami usulkan plotting (anggaran). Kami juga sudah sediakan banyak mobil derek. Pak," kata Andri lagi. 

"Ya sudah tanda tangan dan print dulu. Dishub (Dishubtrans) boleh pulang," kata Taufik yang disambut sorak sorai meriah dari pegawai Dishubtrans DKI.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com