Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencairan KJP di Koja Diduga Tidak Melalui Mesin Bank DKI

Kompas.com - 17/12/2015, 11:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pencairan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ditawarkan sejumlah toko di Pasar Koja, Jakarta Utara, diduga tidak dilakukan melalui mesin pembayaran otomatis atau electronic data capture (EDC) dari Bank DKI.

Pencairan itu diduga dilakukan dengan mesin dari jaringan kerja sama antarbank yang di dalamnya terdapat Bank DKI.

"Karena EDC-nya Bank DKI tidak bisa untuk mencairkan uang," kata Sekretaris Perusahaan Bank DKI Zulfarshah kepada Kompas.com, Kamis (17/12/2015).

Zulfarshah mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut perihal temuan tersebut.

"Kalau memang nanti ditemukan ada toko yang mengakalinya melalui EDC Bank DKI, tentu EDC-nya akan langsung kami tarik," ujar dia.

Untuk saat ini, Zulfarshah mengimbau pengguna KJP agar mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan dan tidak tergiur iming-iming yang ditawarkan pihak tidak bertanggung jawab.

Peraturan yang dimaksud adalah dana KJP tidak boleh dicairkan dan penggunaannya hanya bisa melalui transaksi non-tunai.

Dana KJP hanya boleh untuk membeli perlatan sekolah, peralatan kesehatan untuk menunjang kegiatan belajar, dan bahan makanan bergizi.

Zulfarshah mengatakan, pihaknya juga sudah rutin menyosialisasikan peraturan tersebut ke toko-toko yang memiliki fasilitas EDC dari Bank DKI. Ia menyebut para pemilik toko sudah diminta untuk menaati peraturan itu.

"Jadi, pembeliannya hanya bisa dilakukan melalui transaksi non-tunai, dan barang yang dibeli juga hanya barang yang sudah ditetapkan. Kalau non-tunai, tapi barang yang dibeli tidak sesuai, juga tentu tidak boleh," ucap dia.

Kasus adanya toko-toko yang menawarkan pencairan KJP bermula dari pengaduan yang dilayangkan salah seorang perempuan asal Koja, Yusri Isnaeni, ke Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada pekan lalu.

Kepada Ahok, ia mengatakan mengenai beberapa toko di Pasar Koja, Jakarta Utara, yang menawarkan warga menguangkan KJP dengan imbalan 10 persen dari uang yang dicairkan.

Namun, di balik aduan ini, terselip kasus pelaporan Yusri terhadap Ahok ke Polda Metro Jaya. Saat mengadu, Yusri dituding Ahok sebagai warga yang berniat mencairkan KJP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com