Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Rupiah Per Kilometer "Paksa" Operator Jaga Kondisi Busnya

Kompas.com - 23/12/2015, 08:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem pembayaran operator bus yang terintegrasi dengan transjakarta menggunakan sistem rupiah per kilometer.

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Agus Prabowo mengatakan sistem tersebut secara tidak langsung memaksa operator untuk memaksa kondisi bus masing-masing.

"Karena apa? Pembayaran dihitung rupiah per kilometer. Jadi seandainya GPS mereka enggak jalan ya enggak dibayar. Makanya operator harus menjaga bus-bus supaya jangan sampai rusak. Nanti rugi sendiri kan," ujar Agus kepada Kompas.com, Rabu (23/12/2015).

Sebab, penghitungan jarak yang dilalui bus tersebut dihitung dengan alat GPS pada bus. Selain bisa memantau jarak, GPS juga bisa memantau bus beroperasi sesuai trayek.

Bus Kopaja yang kini sudah terintegrasi dengan transjakarta memiliki tarif Rp 10.350 per kilometer. Agus mengatakan tarif tersebut sudah dihitung dengan mempertimbangkan struktur harga.

Komponen yang dihitung untuk menentukan tarif tersebut dimulai dari harga bus, biaya perawatan, upah sopir, hingga bahan bakar. Agus mengatakan semua proses kalkulasi tarif sudah berlangsung sejak Juli 2014.

"Perhitungan rumit ada sistemnya. Begitu disepakati, langsung dibayar untung semua," ujar dia.

Mengenai jenis bus yang digunakan, Agus mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang langsung meminta bus berkualitas bagus.

Seperti merk Scania atau Volvo. Layanan bus kopaja terintegrasi transjakarta merupakan hasil kerja sama antara Kopaja dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Layanan bus ini akan difungsikan untuk melayani rute di luar koridor transjakarta. Jenis bus yang digunakan adalah bus ukuran sedang.

Oleh karena tidak lagi menerima setoran dari para sopirnya, pemasukan bagi Kopaja sebagai operator yang mewadahi para sopir nantinya akan didapat dari kontrak rupiah per kilometer yang dibayarkan oleh PT Transjakarta. Besarannya diketahui berjumlah Rp 10.350 per kilometer.

Tarif untuk naik bus kopaja terintegrasi transjakarta sama seperti tarif layanan transjakarta pada umumnya, yakni Rp 3.500.

Proses pembayarannya pun akan dilakukan secara non-tunai. Bus tidak diperbolehkan menaikturunkan penumpang di sembarang tempat.

Penumpang pun hanya diperbolehkan naik dari halte yang disiapkan oleh PT Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com