Namun, sampai sekarang, belum ada aliran air bersih yang memadai dari pihak PDAM.
Dampak dari hal tersebut, warga terpaksa menggunakan air tanah dari jet pump dan satelit, dengan mengeluarkan biaya sendiri hingga belasan juta rupiah.
Salah satu warga, Irawan (35), menceritakan, awalnya Pemerintah Kota Tangerang menjanjikan daerah tersebut dialiri air bersih pada Februari 2013.
Sebelumnya, warga memang menggunakan air tanah dari jet pump karena belum ada instalasi pengolahan air bersih dari PDAM.
"Warga sudah patungan tuh buat biaya pendaftaran, kurang lebih Rp 3 juta, kalau enggak salah, dikumpulin ke RT. Sudah rapat terus-terusan, akhirnya belum ada kejelasan, uangnya dibalikin. Padahal, janjinya, beberapa bulan saja sudah bisa dapat air bersih," kata Irawan saat ditemui Kompas.com, Senin (11/1/2016).
Penghuni perumahan di sana tetap menggunakan jet pump hingga kawasan Tangerang dan sekitarnya dilanda kekeringan pada Agustus tahun 2015 akibat kerusakan pada Pintu Air 10 atau Bendung Pasar Baru.
Pada masa kekeringan, para penghuni tidak bisa mendapat air dari jet pump sehingga mau tidak mau sebagian besar dari mereka memasang pompa satelit seharga Rp 15 juta.
"Itu masang dari duit sendiri, mau gimana lagi, daripada enggak ada air sama sekali," kata Irawan.
Warga Kota Tangerang yang tinggal di Neglasari, Awan (40), selama ini berlangganan air bersih dari PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) yang merupakan perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Menurut dia, seharusnya Pemerintah Kota Tangerang bisa mengaliri air bersih ke tempatnya, sehingga jika ada keluhan, tidak perlu jauh-jauh harus melapor ke kantor PDAM TKR di Kabupaten Tangerang.
"Saya dapat air bersih sih memang iya, tapi kalau ada apa-apa, jauh juga harus komplain ke Kabupaten (Tangerang)," ujar Awan.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Benteng Suyanto mengakui belum mengaliri air ke seluruh wilayah Kota Tangerang.
Dari total 13 kecamatan di Kota Tangerang, baru sembilan kecamatan yang dialiri air oleh PDAM Tirta Benteng. Selebihnya, ada yang berlangganan dengan PDAM TKR dan mengandalkan air tanah dari jet pump juga pompa satelit.
"Baru sembilan dari 13 kecamatan. Di sembilan kecamatan itu juga baru satu atau dua desa yang teraliri," ucap Suyanto.
Menurut dia, rencana PDAM Tirta Benteng untuk menjangkau wilayah Kota Tangerang terhambat negosiasi harga dari kerja sama PDAM Tirta Benteng dengan PT Moya.
Sejak 18 Februari 2012, pihak PDAM sudah melancarkan kerja sama dengan PT Moya untuk membeli air curah dan pembangunan instalasi.
Namun, sampai saat ini, negosiasi disebut mandeg sehingga warga Kota Tangerang belum bisa mendapat akses air bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.