Saat itu, MS mengeluh karena biasanya, tagihan listriknya tidak sampai melewati Rp 200.000.
"Istrinya pas bayar juga ngeluh, kok tumben bisa mahal kayak begini, buat apa aja," ujar Susilo di Kampung Sanggrahan, Kembangan, Sabtu (16/1/2016).
"Padahal biasanya ya Rp 100.000 sampai Rp 200.000-lah," tambahnya kemudian.
Susilo memiliki usaha penyediaan jasa pembayaran listrik secara online. Setiap bulan, keluarga MA membayar listrik melaluinya.
Dia sendiri enggan berspekulasi mengenai kaitan antara tagihan listrik yang naik dengan teror bom di Thamrin.
"Tapi saya tidak tahu kebenarannya seperti apa," ujar dia.
Susilo mengaku kaget ketika mengetahui MA merupakan pelaku teror di Jalan M.H Thamrin. Dia mengatakan tidak pernah melihat gelagat dari aktivitas MA terkait merakit bom.
"Seluruh warga sekampung syok," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.