Hal ini disampaikan Rahman, pria yang mengaku sebagai adik M Ali, saat mendampingi istri Ali di RS Polri, Jakarta Timur. Ia tidak menduga, kakaknya itu merakit bom di rumah.
"Enggak pernah ada (dugaan)," kata Rahman di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (18/1/2016).
Rahman mengatakan, keluarganya sama sekali tidak pernah menduga bahwa Ali terlibat kasus terorisme.
Ia menambahkan, keluarga sudah mengenali jasad yang terbaring di RS Polri sebagai M Ali. "Iya, sudah mengenali. Hanya, hasil dari tes DNA belum keluar," ujar Rahman.
Istri Ali tak mau berbicara mengenai kasus suaminya. Pihak keluarga yang belum dapat mengambil jenazah akhirnya pulang bersama Tim Pembela Muslim (TMP) yang mendampingi mereka.
Sebelumnya, pihak keluarga meminta agar jenazah Ali bisa dibawa pulang. Sampai hari ini, jenazah terduga teroris kasus penembakan dan bom di dekat Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, itu masih berada di RS Polri.
Abu Umar (42), salah satu anggota keluarga yang mendampingi istri Ali di RS Polri, mengatakan, jenazah Ali belum dapat diambil oleh pihak keluarga lantaran pihak RS Polri menyebutkan bahwa proses DNA belum selesai.
"Jadi, kami memang dari pihak keluarga minta agar jenazah segera dikeluarkan. Namun, memang, dari pihak Dokkes (Bidang Kedokteran dan Kesehatan atau Bidokkes) ini prosesnya belum selesai," kata Umar.
Menurut Umar, pihak Bidokkes RS Polri menyatakan, proses pengambilan jenazah baru dapat dilakukan apabila DNA telah cocok. "Kan syaratnya DNA harus pasti ya. Namun, ini belum selesai," ujar Umar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.