Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Perwira Menengah Kepolisian Tangani Aksi Teroris di Dekat Sarinah...

Kompas.com - 18/01/2016, 12:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penanganan serangan terorisme di kawasan sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, oleh kepolisian mendapat apresiasi masyarakat.

Penanganan itu tidak lepas dari peran para perwira menengah kepolisian. Para perwira menengah tersebut adalah Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin, dan anggota Densus 88 Antiteror AKBP Untung Sangaji.

Selain itu, ada Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro, Kapolsek Metro Menteng AKBP Dedy Tabrani, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Herryawan, Kanit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Teuku Arsya Khadafi, dan Ipda Tamat.

Aksi teror yang dimulai dari bom bunuh diri di Starbucks Coffee Gedung Cakrawala pada pukul 10.40 WIB tersebut sontak membuat panik warga yang berada di dekat lokasi.

Pengunjung pun berhamburan keluar, dan 20 detik kemudian terjadi ledakan bom di Pos Polisi Sarinah.

Bunyi ledakan tersebut membuat AKBP Untung langsung menuju lokasi, tepatnya di Pos Pol Sarinah.

Saat melihat salah satu korban, ia langsung berpikir bahwa ledakan tersebut merupakan ulah teroris. Sebab, banyak paku yang menancap di tubuh korban. Ia bersama yuniornya, Ipda Tamat, langsung mengevakuasi korban ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit.

Bukan hanya Untung, tampak dari sorotan kamera televisi, di sana juga terdapat Kombes Martuani yang saat itu hendak menuju lokasi unjuk rasa yang berada di dekat lokasi ledakan.

Mendapat laporan adanya serangan bom, ia bergegas ke dekat Pos Pol Sarinah. Saat itu, ia mendapati para pelaku yang sedang terlibat kontak tembak dengan polisi lain.

Bersamaan dengan Martuani, AKBP Susatyo yang sedang mengamankan Mahkamah Konstitusi juga bergegas ke lokasi ledakan seusai mendapat laporan bom.

Bersama lima anggota Sabhara, ia juga terlibat kontak tembak dengan pelaku yang saat itu berada di depan Starbucks Coffee. Mobilnya juga sempat ditembaki dan dilempari dua bom lempar oleh pelaku.

“Andai mereka tidak dihadang dari depan, bisa-bisa kejadian seperti di Paris terulang di sini," kata Susatyo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com