Penanganan itu tidak lepas dari peran para perwira menengah kepolisian. Para perwira menengah tersebut adalah Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin, dan anggota Densus 88 Antiteror AKBP Untung Sangaji.
Selain itu, ada Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro, Kapolsek Metro Menteng AKBP Dedy Tabrani, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Herryawan, Kanit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Teuku Arsya Khadafi, dan Ipda Tamat.
Aksi teror yang dimulai dari bom bunuh diri di Starbucks Coffee Gedung Cakrawala pada pukul 10.40 WIB tersebut sontak membuat panik warga yang berada di dekat lokasi.
Pengunjung pun berhamburan keluar, dan 20 detik kemudian terjadi ledakan bom di Pos Polisi Sarinah.
Bunyi ledakan tersebut membuat AKBP Untung langsung menuju lokasi, tepatnya di Pos Pol Sarinah.
Saat melihat salah satu korban, ia langsung berpikir bahwa ledakan tersebut merupakan ulah teroris. Sebab, banyak paku yang menancap di tubuh korban. Ia bersama yuniornya, Ipda Tamat, langsung mengevakuasi korban ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit.
Bukan hanya Untung, tampak dari sorotan kamera televisi, di sana juga terdapat Kombes Martuani yang saat itu hendak menuju lokasi unjuk rasa yang berada di dekat lokasi ledakan.
Mendapat laporan adanya serangan bom, ia bergegas ke dekat Pos Pol Sarinah. Saat itu, ia mendapati para pelaku yang sedang terlibat kontak tembak dengan polisi lain.
Bersamaan dengan Martuani, AKBP Susatyo yang sedang mengamankan Mahkamah Konstitusi juga bergegas ke lokasi ledakan seusai mendapat laporan bom.
Bersama lima anggota Sabhara, ia juga terlibat kontak tembak dengan pelaku yang saat itu berada di depan Starbucks Coffee. Mobilnya juga sempat ditembaki dan dilempari dua bom lempar oleh pelaku.
“Andai mereka tidak dihadang dari depan, bisa-bisa kejadian seperti di Paris terulang di sini," kata Susatyo.