Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sore Hari di Tengah Asrinya RPTRA Kenanga

Kompas.com - 03/02/2016, 19:19 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang sore hari, Rabu (3/2/2016) suasana di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kenanga di Cideng, Jakarta Pusat mulai didatangi warga sekitar.

Diiringi dengan gelak tawa sejumlah anak saling berkejaran sambil sesekali memanfaatkan fasilitas bermain yang disediakan RPTRA tersebut. Mulai dari ayunan dan perosotan tak luput dimainkan oleh anak anak tersebut.

Sedangkan para orangtua yang turut serta menemani anak anaknya di lokasi tersebut tetap mengawasi sambil duduk santai menghirup udara segar di lahan terbuka hijau tersebut.

RPTRA yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Mei 2015 tersebut dibangun di atas lahan sebesar 1.653 meter persegi.

RPTRA Kenanga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan bola, arena bermain anak, PKK Mart, mushola, ruang laktasi, posyandu, perpustakaan, close circuit television (CCTV), wi-fi, dua buah toilet untuk anak dan orang dewasa dan disabilitas, serta penambahan ruang sekretariat karang taruna dan saung untuk bersantai.

Namun sangat disayangkan saat Kompas.com menyambangi lokasi tersebut, lapangan bola yang ada di RPTRA tersebut sedang tidak bisa dimanfaatkan.

"Rumputnya sedang rusak, nanti kalau sudah tumbuh lagi baru kita izinin untuk dimainkan lagi," ujar Della salah satu pengelola RPTRA Kenanga.

Selain itu, suasana asri dan tenang di tempat itu agak sedikit terganggu dengan bisingnya suara gergaji mesin yang digunakan petugas PPSU untuk memangkas dahan pohon yang sudah terlalu rindang di situ.

Pihak pengelola yang dibantu PPSU juga sedang memperbaiki aliran air yang sempat tidak berfungsi dengan baik saat hujan.

"Ini kita sedang buat biopori agar air saat hujan mudah meresap ke dalam tanah dan menebang pohon yang sudah terlalu lebat. Kita dibantu PPSU dan pihak Jaya dalam kegiatan ini," ujar Lurah Cideng M Faozi, Rabu (3/2/2016).

Nampaknya, pihak Kelurahan Cideng beserta pengelola RPTRA Kenanga cukup sigap dalam menanggapi himbauan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta.

Sebelumnya, BPMPKB DKI Jakarta memberikan waktu tiga bulan bagi pengelola dan lurah untuk memperbaiki RPTRA yang rusak. Bila setelahnya masih ditemui kerusakan, pengelola dan lurah akan dievaluasi.

"Kami beri waktu tiga bulan untuk bisa memperbaiki RPTRA yang rusak," kata Kepala BPMPKB DKI Jakarta Dien Emmawati, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (2/2/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com