Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Driver Go-Jek Berani Menempelkan Mukanya ke Leher Adik Saya"

Kompas.com - 14/02/2016, 13:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengalaman buruk kembali dialami oleh pengguna jasa ojek online. Kali ini, peristiwa itu menimpa seorang wanita bernama Nia yang menggunakan Go-Jek dari sekolahnya ke rumah.

Cerita mengenai Nia menjadi viral di media sosial Path. Dalam postingan Path tersebut, diceritakan soal driver Go-Jek bernama Irwan yang sudah mulai bersikap tidak baik terhadap Nia.

"Awalnya di tengah perjalanan, sang driver menceritakan masalah seksnya kepada adik saya. Tapi, adik saya tidak menanggapi hal tersebut. Berulang kali adik saya mendiamkan percakapan tersebut, tetapi hal konyol malah dilakukan sang driver ketika sampai di tempat tujuan," bunyi postingan itu.

"Saat adik saya membayar, sang driver berani memegang, menahan tangan, merangkul tubuh, dan menempelkan mukanya ke leher adik saya."

Dari gaya bahasa postingan itu, seolah yang menceritakan kejadian adalah kakak Nia. Kakak Nia mengatakan, adiknya berusaha melawan dengan mendorong driver Go-Jek bernama Irwan itu. Namun, Irwan justru semakin menjadi-jadi dan semakin tidak sopan terhadap Nia.

"Driver yang sudah nekat itu berani melakukan hal berengseknya dengan melakukan hal paling tidak sopan, yaitu memegang bokong dan kemaluan adik saya."

Ucapan driver Go-Jek

Dalam postingan itu, dilampirkan juga pesan singkat yang dikirim oleh si driver Go-Jek, Irwan, kepada Nia. Pesan singkat itu diperkirakan dikirim setelah pelecehan seksual itu.

Irwan mengatakan bahwa apa yang dia perbuat dimaksudkan sebagai sebuah pembelajaran terhadap Nia. Tidak dituliskan secara jelas seperti apa maksud pembelajaran itu.

"Mbak Nia kenapa? Kok takut. Malu yah. Ya udah itu bukti kalau kamu harus banyak belajar," isi SMS yang diduga dari Irwan.

"Saya harap Nia tidak salah persepsi dengan kejadian barusan. Maksudnya, itu juga pembelajaran Nia. Agar mampu meredam masalah dalam segala kondisi," tulis Irwan lagi.

Dalam postingan itu, kakak Nia juga mencantumkan nomor ponsel Irwan. Namun, nomor tersebut kini tidak aktif.

Sikap manajemen Go-Jek

Perwakilan humas PT Go-Jek Indonesia, Rindu Ragilia, berterima kasih kepada kekuarga Nia yang cepat melaporkan kejadian itu kepada pihak manajemen.

Rindu mengatakan, manajemen Go-Jek langsung berkomunikasi dengan Nia, kemarin, di kantor Go-Jek. Manajemen Go-Jek juga sudah meminta konfirmasi driver Go-Jek, Irwan.

"Oknum driver yang bersangkutan juga telah mengakui perbuatannya," ujar Rindu.

Rindu mengatakan, perilaku seperti ini tidak bisa mereka toleransi. Akhirnya, manajemen Go-Jek pun memutus hubungan kemitraan dengan Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com