Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Cerita Si "Driver" Go-Jek Mesum...

Kompas.com - 15/02/2016, 06:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita mengenai Nia yang mengalami pelecehan seksual ketika menggunakan layanan Go-Jek pertama kali dimunculkan oleh comic Ge Pamungkas.

Ge menyebarkan foto sebuah posting di media sosial Path melalui akun Twitter-nya, @GePamungkas. Foto tersebut menjadi viral dengan cepat di media sosial.

Bukan hanya karena disebarkan oleh figur publik, melainkan karena isi viral tersebut yang juga mengagetkan netizen.

Bagaimana tidak? Viral itu menceritakan sebuah pengalaman buruk seorang wanita bernama Nia yang mendapatkan pelecehan seksual dari seorang driver Go-Jek bernama Irwan.

Padahal, Go-Jek baru saja dielu-elukan ketika salah seorang driver-nya yang bernama Yunus menjadi pahlawan dalam teror bom Thamrin.

Awal cerita "driver" mesum

Sudut pandang penulisan yang di-posting di Path itu memiliki kesan bahwa yang menulis adalah kakak Nia.

Kakak Nia yang tidak diketahui namanya memulai cerita ketika adiknya, Nia, mendapat pengalaman buruk bersama driver Go-Jek yang mengantarnya sepulang sekolah.

"Awalnya di tengah perjalanan, sang driver menceritakan masalah seksnya kepada adik saya. Tapi adik saya tidak menanggapi hal tersebut. Berulang kali adik saya mendiamkan percakapan tersebut tetapi hal konyol malah dilakukan sang driver ketika sampai di tempat tujuan," bunyi posting itu.

"Saat adik saya membayar, sang driver berani memegang, menahan tangan dan merangkul tubuh, dan menempelkan mukanya ke leher adik saya."

Memegang tangan merupakan hal yang tidak umum dilakukan driver Go-Jek. Terlebih lagi, merangkul dan menempelkan wajah ke bagian leher penumpang wanita.

Kakak Nia mengatakan, adiknya berusaha melawan dengan mendorong driver Go-Jek bernama Irwan itu. Akan tetapi, Irwan justru semakin menjadi-jadi dan semakin tidak sopan terhadap Nia.

"Driver yang sudah nekat itu berani melakukan hal brengseknya dengan melakukan hal paling tidak sopan, yaitu memegang bokong dan kemaluan adik saya."

Setelah mendapat perlakuan tidak sopan dari Irwan, Nia masih saja menerima pelecehan dalam bentuk-bentuk lain.

Irwan terus mengirimkan SMS kepada Nia yang isinya membahas peristiwa pelecehan tersebut.

"Mbak Nia kenapa? Kok takut? Malu ya? Ya udah, itu bukti kalau kamu harus banyak belajar," isi SMS yang diduga dari Irwan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com