Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Peluru" Razman untuk Polisi dan TNI di Kalijodo

Kompas.com - 22/02/2016, 08:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Razman Arif Nasution kini menjadi buah bibir. Statusnya sebagai pengacara warga Kalijodo membuat Razman kerap unjuk gigi di publik untuk menentang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait penggusuran kawasan Kalijodo.

Razman mulai muncul di Kalijodo saat Selasa 16 Februari 2016 silam. Saat itu, ia bersama beberapa orang yang ditokohkan di Kalijodo, salah satunya Abdul Azis. Salah satu "peluru" yang diletuskan Razman ialah tentang polisi dan TNI.

Sejak pertama kali muncul di publik, "peluru" tersebut langsung dikeluarkan Razman. Ia mengingatkan perihal kewenangan polisi dan TNI dalam penertiban kawasan Kalijodo. Razman menilai, aparat harus bisa menjalankan tugasnya, yakni untuk mengamankan, bukan menindas warga di Kalijodo.

"Kalau ribut di sini, siapa yang bertanggung jawab? Karena itu, aparat penegak hukum jangan serta-merta menggunakan cara yang tidak santun," kata Razman, Selasa (16/2/2016).

Razman juga menuding bahwa aksi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam pengamanan penertiban Kalijodo berlebihan. Malahan, ia menyebut Krishna mencari popularitas belaka.

"Tadi malam (Kamis malam) 500 personel turun atas nama razia dan membuat rakyat menjadi takut. Saya ingatkan kepada Krishna Murti untuk bertugas sebaik-baiknya, jangan Anda merasa bisa menggunakan hukum sekuat Anda," kata Razman, Jumat (19/2/2016).

Ia juga mengungkapkan dirinya tak takut dengan Krishna hanya karena berstatus sebagai pejabat Polda Metro Jaya.

"Memang kalau Anda sering masuk televisi dengan jabatan Anda, terus kita takut sama Anda? Enggak takut saya. Jangan karena Anda sering tampil dan Anda berpikir paling jago di Polda Metro itu," kata Razman dengan nada meninggi dan muka memerah.

Tak berhenti di situ, tudingan Razman terhadap polisi dan TNI juga dilontarkannya seusai Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) yang dlakukan personel gabungan polisi dan TNI pada Sabtu 20 Februari 2016 kemarin. Razman menilai bahwa para polisi melanggar aturan dengan tidur-tiduran di kafe milik Azis, Kafe Intan.

"Kafe Intan itu penuh dengan Brimob, penuh dengan orang-orang polisi berpakaian (seragam). Mereka tidur-tiduran meminum minuman yang ada di dalam. AC dihidupkan, barang acak-acakan, rokok dihabiskan, kemudian saya datang mereka tidur dengan enaknya ber-AC," ucap Razman di Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu sore.

"Peluru" balasan

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian sudah mendukung penertiban kawasan Kalijodo sejak masih menjadi wacana. Menurut Tito, polisi akan mendukung kebijakan Pemprov DKI selama masih dalam koridor baik.

"Prinsip, kami akan membantu. Apa kebijakan Pemda, akan kami dukung," kata Tito, Rabu (10/2/2016).

Sementara itu, Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Mayjen Teddy Lhaksmana mengungkapkan akan menindak keras jika ada anggotanya yang membekingi kawasan Kalijodo. Ia juga memperingatkan preman Kalijodo agar tidak melukai anggotanya.

"Jangan sampai ada anggota saya yang lecet karena ulah preman Kalijodo. Jika itu terjadi, saya sanggup bayar biaya termahal untuk itu," kata Teddy di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Rabu (17/2/2016).

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menepis "peluru" Razman terkait pelibatan TNI dan polisi dalam penertiban kawasan Kalijodo. Ahok menilai, kritikan tersebut "lagu lama".

"Itu kritik sudah sejak zamannya Waduk Pluit. Sekarang kalau Satpol PP kita datang terus kamu pukulin, kamu ribut, terus kita balas, kamu bawa pengacara, kamu jadi gugat kita," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (19/2/2016).

Ahok juga mencontohkan kasus penertiban kawasan Kampung Pulo pada 2015 silam. Menurut Ahok, ada yang tak adil dalam menyikapi keterlibatan TNI dan polisi.

"Polisi lewat sedikit nyenggol kamu terus kamu jatuh, langsung lapor ke mana-mana. Kan kasus Kampung Pulo itu sudah jelas. Kamu yang teriak-teriak panggil pengacara," ujar Basuki.

Kompas TV Sajam & Miras Ditemukan di Kafe Kalijodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com