Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Parapatan, Perapatan, dan Prapatan

Kompas.com - 22/02/2016, 19:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama puluhan tahun, ruas jalan di depan Markas Komando Korps Marinir di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat, bernama Jalan Prapatan. Namun, mulai Jumat (20/2/2016), ruas jalan tersebut resmi berganti nama menjadi Jalan Prajurit KKO Usman & Harun.

Peresmian nama baru itu dilakukan di Markas Komando Korps Marinir yang terletak di jalan tersebut.

Turut hadir Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Buyung Lalana, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah.

Jalan Prajurit KKO Usman & Harun memiliki panjang sekitar 1 kilometer yang terbentang mulai dari sisi utara bundaran Tugu Tani hingga persimpangan Pasar Senen.

Menurut Wakil Gubernur DKI, penggantian nama jalan tersebut untuk menghormati prajurit KKO Usman Janatin dan Harun Said yang gugur pada 17 Oktober 1968 di Singapura.

"Penggantian nama Jalan Prapatan menjadi Jalan Prajurit KKO Usman & Harun harus bisa menginspirasi warga Jakarta. Masyarakat juga diharapkan bisa memberikan yang terbaik untuk kejayaan bangsa," tutur Djarot saat meresmikan penggantian nama jalan tersebut.

Penggantian nama jalan tersebut telah diusulkan oleh Komandan Korps Marinir waktu itu pada 28 November 2012.

Gubernur DKI Jakarta kala itu, Joko Widodo, menyetujui usulan tersebut yang tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 758 Tahun 2013, tanggal 13 Mei 2013.

Pada mulanya, peresmian tersebut akan dilakukan pada akhir 2013. Akan tetapi, peresmian tersebut terpaksa diundur karena Joko Widodo sedang mengikuti proses pemilihan presiden.

Wajar jika Korps Marinir TNI AL mengusulkan nama Usman-Harun sebagai nama jalan tempat markas komandonya berada karena kedua tokoh itu adalah pahlawan dari kesatuan elite tersebut.

Usman dan Harun adalah sepasang pahlawan Dwikora dari kesatuan Korps Komando Operasi (KKO) yang sekarang dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL.

Mereka dihukum mati Pemerintah Singapura pada 1968 seusai menjalankan misi mengebom MacDonald House di Orchard Road yang dianggap sebagai simbol imperialisme Inggris yang dilawan Indonesia tahun 1965.

Tahun 2014, TNI AL juga menggunakan nama Usman-Harun sebagai nama salah satu kapal perang Republik Indonesia.

Penamaan KRI Usman Harun itu sempat menuai protes dari Pemerintah Singapura.

Ganti-ganti nama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com