"Angka kecelakaan cukup tinggi. Dalam sebulan, tercatat bisa delapan sampai sepuluh kali kecelakaan. Rata-rata korban kecelakaan pengemudi sepeda motor," kata Kanit Laka Lantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Ajun Komisaris Kasiono kepada wartawan, Rabu (24/2/2016).
Jalur perimeter utara dan perimeter selatan sampai saat ini merupakan jalan dua arah. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya pengendara, baik mobil maupun sepeda motor, yang berusaha menyalip melalui lajur sebelah kanan jalan. Saat menyalip itulah, datang kendaraan dari arah sebaliknya dengan kecepatan tinggi.
Melalui mekanisme baru nanti, jalur perimeter utara dan perimeter selatan tidak akan dibuat dua arah lagi. Jalur perimeter utara akan dibuat satu arah, dari Tangerang (Jalan Marsekal Suryadarma) menuju Jakarta. Sedangkan jalur perimeter selatan diperuntukkan bagi kendaraan dari Jakarta menuju Tangerang.
Dengan begitu, pengendara dari Tangerang yang sebelumnya memanfaatkan kedua jalur perimeter untuk masuk ke dalam bandara harus memutar lebih jauh lagi.
"Orang yang mau ke bandara dari Tangerang harus lewat Jalan Husein Sastranegara di kawasan Benda, begitu pun sebaliknya. Jalan reguler yang ada bisa dimanfaatkan," kata Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo secara terpisah.
Jika penumpang pesawat dari Tangerang yang sebenarnya bisa sampai di bandara setengah sampai satu jam, pada 1 Maret mendatang, waktu tempuhnya akan jauh lebih lama dari biasanya.
Kebijakan mengubah akses dari dan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta ini bukan kali pertama dilakukan oleh manajemen bandara. Pada 7 Oktober 2014, rute ke Bandara Soekarno-Hatta melalui gerbang M1 ditutup.
Pengendara yang ingin ke bandara dialihkan ke jalur perimeter utara dan perimeter selatan. Sebagian besar masyarakat saat itu protes kebijakan tersebut karena menyebabkan kemacetan yang cukup parah.
Untuk pengalihan rute kali ini, Djoko juga mengakui ada kemungkinan macet. Namun, konsekuensi itu harus ditanggung dengan tujuan meminimalkan angka kecelakaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.