Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Cinta Gerindra Ditolak Ridwan Kamil di Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 29/02/2016, 12:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra adalah partai pertama yang memasukkan nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta yang ditentukan Minggu (27/12/2015) lalu.

Ketika itu, nama Emil (sapaan Ridwan kamil) muncul sebagai calon dari kalangan eksternal bersama dengan Sekda DKI Saefullah dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin.

Sementara dari kalangan internal, tercatat Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno, anggota DPR RI Biem Benjamin, anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi, dan Taufik.

Setelah penentuan 8 kandidat itu, Partai Gerindra mengadakan perkumpulan dengan mengundang 8 kandidat tersebut di Hotel Sari Pan Pasific, Rabu (27/1/2016). Akan tetapi, Emil tidak hadir pada saat itu.

"Kalau Ridwan Kamil tadi pagi udah ngabarin saya. Dia bilang, 'kang, mohon maaf saya tidak bisa hadir secara fisik karena lagi ada acara di Bandung'," ujar Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohammad Taufik.

Namun, ketidakhadiran Emil saat itu tidak dianggap sebagai sebuah penolakan oleh Partai Gerindra. Gerindra tetap mengundang Emil bersama dengan nama bakal calon gubernur lainnya di Hotel Aryaduta, Jumat (12/2/2016).

Namun, lagi-lagi Emil tidak datang. Selama namanya muncul dalam bursa cagub DKI, Emil tidak pernah memberikan jawaban tegas apakah akan maju atau tidak. Padahal, dia didukung oleh hasil survei yang menunjukan popularitas serta elektabilitas yang tinggi. Emil tetap bungkam dan memutuskan untuk shalat istikharah.

Berikan ultimatum

Akibat ketidakpastian ini, Partai Gerindra sempat memberi ultimatum kepada Emil untuk segera mengambil keputusan. Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra, Syarif memberikan ultimatum kepada Ridwan Kamil untuk segera menentukan pilihan sampai batas waktu 20 April.

"Ridwan Kamil harus segera deklarasi sebelum 20 April. Kenapa? Karena partai ini kan ada mekanismenya. Semoga sebelum 20 April dia akan menjawab pertanyaan Gerindra, apakah mau atau tidak," ujar Syarif.

Syarif mengatakan, Partai Gerindra tidak bisa berlama-lama menunggu Ridwan Kamil. Mekanisme penjaringan harus tetap dilaksanakan jika Ridwan Kamil menyatakan siap maju sebagai kandidat cagub. Emil memang tidak pernah memenuhi undangan Gerindra.

Namun, Emil justru menyambangi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Balai Kota, Kamis (25/2/2016) lalu. Bahkan, dia mengaku membicarakan politik dengan Basuki.

"Jadi inti ketemu Pak Ahok adalah kulo nuwun (minta izin) belajar program dan Pak Ahok juga tertarik belajar ke Bandung tentang berusaha tapi tidak perlu izin. Sisanya ngomongin politik memang," kata Emil sambil tertawa.

Selain itu, Emil juga berjanji akann memberi keputusan mengenai kesediaannya berpartisipasi dalam Pilkada DKI 2017, hari ini. (Baca: Gerindra Siapkan Cagub DKI yang Sama Bagusnya dengan Ridwan Kamil)

Cinta ditolak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com