Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Mucikari Torik Menjalankan Bisnis Prostitusi ABG di Jagakarsa

Kompas.com - 11/03/2016, 13:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun sudah Torik Sulistyo alias TS (50) menjalankan bisnis prostitusi di warungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dia menawarkan belasan anak di bawah umur untuk melayani para lelaki hidung belang. (Baca: Jadi Mucikari, TS Juga Lecehkan ABG yang Menjadi Korbannya).

Sebagai kedok, Torik mendirikan warung kopi di Jalan Timbul IV RT 08 RW 03, Kelurahan Cimpedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Warung kopi ini kerap menjadi lokasi pertemuan antara pelanggan dan ABG yang ditawarkan Torik.

Menurut Kepala Polsek Jagakarsa Komisaris Sri Bhayangkari, Torik pertama kali berkenalan dengan gadis berusia 15 tahun, sebut saja Mawar.

Torik lalu meminta ABG itu untuk mengajak temannya menjajakan diri. Kepada Mawar, Torik mengiming-imingi ABG itu uang.

"Antar korban ini (rekrutnya) dari mulut ke mulut," ujar Sri.

Sampai akhirnya, Torik punya 15 ABG yang siap melayani tamu hidung belang. Rata-rata adalah gadis berusia 15-16 tahun.

Di antarnya, ada yang masih berstatus pelajar dan putus sekolah.

"Ada yang merupakan warga dari sana dan ada juga yang dari luar," ujar Sri.

Cara transaksi dengan pelanggan, lanjut Sri, tidak melalui dunia maya, melainkan hanya dalam lingkungan perkenalan Torik.

Pelaku menghubungi kenalannya untuk menawarkan ABG yang akan dijual.

"Pelaku tidak secara langsung mempromosikan di warung kopinya, tetapi melalui orang yang punya koneksi dengan pelaku. Jadi pelanggannya dihubungi," ujar Sri.

Torik tak punya kamar banyak untuk jadi bilik asmara. Namun, dia punya satu ruangan di warung kopinya, yang bisa digunakan untuk mesum.

Kadang, ABG itu dijemput pelanggannya untuk dibawa keluar. "Menurut keterangan ada yang dilakukan di warung tersebut dan ada yang di luar," ujar Sri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com