Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksikan Biarawati Dirampas, Arya Ketakutan Diancam Gerombolan Penjahat

Kompas.com - 14/03/2016, 18:12 WIB
Wisnu Nugroho,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Arya (21) duduk lemas dan minta perlindungan setelah motor matik yang dikendarainya disenggol tiga orang di atas dua motor di Jalan Raya Hankam, Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/3/2016).

"Usai disenggol, saya diancam," ujar Arya yang meninggalkan motornya di sudut bengkel mobil di jalan raya yang ramai itu. 

Dengan masih gemetar, Arya yang berperawakan kurus dengan tas ransel di pundaknya mencoba menoleh ke arah tempatnya disenggol dan diancam tiga orang di atas dua motor. Kecemasan tersirat di wajahnya.
 
Setelah agak tenang, Arya menceritakan apa  yang dilakukannya dan berakibat pada ancaman untuk dirinya.

Sekitar pukul 10.15, kata dia, seorang perempuan yang mengendarai mobil jenis Toyota Avanza warna silver berhenti persis di muka bengkel. Perempuan yang membawa kendaraan seorang diri itu berhenti dan meminta pertolongan bengkel.

"Minta tolong apakah bengkel bisa membantu. Ban belakang mobil saya katanya bermasalah. tiga pengendara motor menunjuk-nunjuk ban belakang mobil saya dan meminta saya berhenti," ujar perempuan berkerudung putih yang ternyata seorang biarawati.

Sementara permintaan tolong kepada bengkel disampaikan, mobilnya ditinggalkan di tepi jalan. Saat itulah, dalam sekejap, satu orang dari tiga motor yang memberi tahu kondisi ban belakang dan memintanya menepi mengambil tas di kursi yang posisinya ada di belakang kursi kemudi.

Saat aksi perampasan itu terjadi, Arya mengaku melihat dari arah berlawanan. Karena penasaran dan melihat tiga motor yang merampas tas di dalam mobil Avanza melarikan diri, Arya mencoba mengikuti dari kejauhan.

Tidak lama kemudian, tiga gerombolan motor itu menjadi lima motor karena dua motor lain bergabung.

"Saya melihat, lima motor itu masuk gang dan tanah lapang yang tertutup. Saya melihat dari kejauhan. Salah satu dari lima penunggang motor itu melihat saya dan mengusir saya. Merasa pengintaian saya diketahui, saya pergi," ujar Arya.

Penasaran dengan perampasan itu, Arya kembali ke bengkel dan menanyakan apa saja barang yang dirampas gerombolan penjahat yang menggunakan motor. Arya pertama-tama bercerita usahanya mengikuti perampas meskipun mundur teratur karena upayanya diketahui seperti disampaikan di atas.

Terkait barang yang dirampas, biarawati yang datang ke bengkel menjelaskan, tasnya hilang saat tengah meminta bantuan.

"Tidak ada barang yang berharga. Hanya jubah dan baju biarawati warna putih seperti yang saya kenakan ini isi tasnya," ujar biarawati tersebut.

Polo Siregar, mekanik bengkel yang membantu biarawati melihat ban belakang mobil tidak mendapati keanehan.

"Ini modus yang sering dipakai kawanan perampas di sekitar jalan raya ini. Korbannya biasanya orang yang sendirian membawa mobil dan terlihat membawa tas. Umumnya yang jadi korban perempuan," ujar Polo.

Biarawati itu mengatakan, dirinya diberi tahu berturut-turut oleh tiga pengendara motor  yang berbeda terkait kondisi ban sejak dari bunderan Jatiwarna.

"Setelah tiga kali berturut-turut saya diberitahu tentang kondisi ban saya oleh tiga orang yang berbeda, baru saya berhenti. Ternyata itu taktik mereka," ujar biarawati itu.

Setelah kejadian perampasan itu, banyak orang kemudian berkerumun. Petugas parkir di sekitar lokasi kejadian melihat sekilas perampasan itu. Karena jalan relatif sepi, para perampas bisa leluasa beroperasi dan kabur setelah merampas tas dari dalam mobil.

"Salah sasaran perampas itu," ujar petugas parkir setelah mengetahui apa yang dirampas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com