Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Pertanyakan Operator Ruang Terapi RS Mintohardjo

Kompas.com - 15/03/2016, 20:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Edi Suwardi Suryaningrat dan Dimas Qadar Radityo mempertanyakan soal keberadaan operator ruang terapi Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama RSAL Mintohardjo.

Jika ada, operator tersebut merupakan saksi yang dinilai mengetahui jelas sebab kejadian tersebut. Hal ini disampaikan Novarina salah satu ponakan Edi, usai pemakaman di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

"Petugas operatornya di mana sekarang? Harusnya dia juga dimintai keterangan tapi kami belum dengar apa-apa dari rumah sakit," kata Novarina Selasa (15/3/2016).

Novarina menyatakan, para korban terjebak saat masalah mulai muncul dari dalam ruang terapi. Sebab, dari temuan jenazah para korban menurutnya seperti berusaha keluar dari ruangan.

"Makanya posisi nya mereka menumpuk di pintu keluar kapsul (ruang terapi)," ujar Novarina.

Keluarga bertanya-tanya dengan kondisi jenazah Dimas. Tangan Dimas mengalami bengkak dan kepala juga mengalami pendarahan. Novarina menyatakan, mungkin itu terkait upaya para korban untuk mencoba keluar saat kejadian.

Setelah kejadian ledakan, Edi dan Dimas, ditemukan dalam keadaan tubuh hangus. Tubuh korban utuh namun untuk mengenalinya mesti melalui proses identifikasi. Edi dikenali salah satunya dari cincin di tangan sementara Dimas dari kepala gesper.

Sebelumnya, empat orang jadi korban tewas dalam ledakan di Ruang tabung chamber Pulau Miangas di Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) RSAL Mintohardjo terbakar, Senin (14/3/2016). Kebakaran memicu terjadinya ledakan.

Diduga, peristiwa berawal dari tegangan pendek arus listrik. Dua korban tewas lain diantaranya adalah, Sulistiyo dan Irjen (Purn) Abubakar Nataprawira (65). Penyebab ledakan itu sendiri masih dalam penyelidikan polisi dan TNI AL. (Baca:Polisi Periksa 11 Saksi Kebakaran RS Mintohardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com