Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Dhani dan Advokat Ini Yakin Jakarta Lebih Baik Tanpa Ahok

Kompas.com - 30/03/2016, 18:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan advokat yang tergabung dalam Tim Relawan Jakarta Bergerak menyebut, Jakarta akan lebih baik jika tidak dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Tim itu di bawah komando Waketum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Musisi yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta, Ahmad Dhani, pun menghadiri deklarasi pembentukan tim tersebut.

"Melihat track record hampir 5 tahun Ahok memimpin DKI, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Ahok, kami berkeyakinan bahwa Jakarta akan lebih baik jika tidak lagi dipimpin Ahok," kata Habiburokhman, salah seorang inisiator Tim Jakarta Bergerak, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/3/2016).

Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra itu menganggap, tak sedikit tokoh yang mumpuni memimpin Ibu Kota, seperti Ahmad Dhani, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, pengusaha Sandiaga Uno, dan mantan Menpora, Adhyaksa Dault.

"Preferensi politik boleh beda, tetapi semua tindakan politik kita harus senantiasa dalam koridor hukum. Jangan ada tindakan diskriminasi rasial dan etnik, tetapi jangan ada pula orang yang memfitnah orang lain rasis, semata-mata demi menaikkan popularitas sebagai pihak yang dizalimi," kata Habiburokhman.

Selain itu, ia menginginkan agar tidak ada pemaksaan, penyuapan, serta rekayasa dalam pengumpulan data KTP yang dilakukan oleh relawan "Teman Ahok". Ia juga berharap, tidak ada manipulasi penghitungan suara pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Tak hanya itu, tim ini mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja profesional dan menemukan dugaan korupsi pada pembelian lahan RS Sumber Waras.

"Kami ingin memastikan dugaan-dugaan pelanggaran hukum serius, seperti kasus RS Sumber Waras, gratifikasi, atau kasus penghinaan terhadap rakyat kecil sebagai maling, tidak diabaikan begitu saja. Semata-mata karena sudah dekat dengan event pilkada," kata Habiburokhman.

Dia mengklaim, sudah ada 213 advokat yang menyatakan bergabung dalam tim advokasi ini, antara lain Inge Airawatie, Krisna Murti, Gus Joy, Hisar Tambunan, Rudolf, Suhardi Soemomoelyono, Ramdhan Alamsyah, Muhamad lchsan, Jamal Yamani, Agustyar, Krist lbnu, Ali Akbar, dan Reno lskandarsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com