Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Berulah, Gerindra yang Kena Getah

Kompas.com - 04/04/2016, 07:46 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penangkapan Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (31/3/2016) lalu merupakan tamparan keras bagi Partai Gerindra. Pasalnya, selain Sanusi sebagai Bendahara Umum DPD Gerindra DKI Jakarta, adik dari Mohamad Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, itu merupakan bakal calon gubernur yang diusung partainya.

Sanusi tersandung kasus penyuapan oleh PT Agung Podomoro Land (APL) terkait reklamasi di Teluk Jakarta. Tak tanggung-tanggung, PT APL, lewat Presiden Direkturnya, Ariesman Widjaja, menyuap Sanusi sebesar Rp 1,14 miliar yang diberikan dalam dua tahap.

Apalagi, Gerindra sedari awal konsisten berlawanan dengan bakal calon gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama "Ahok".

Di bawah pengendalinya, Mohamad Taufik, yang tak lain Ketua DPD Gerindra DKI, partai itu mulai bergerilya mencari koalisi. Gerindra mencari partai yang memiliki visi-misi sama yang bertujuan untuk menggantikan posisi Ahok di tampuk pemimpin Jakarta.

Sanusi pun ikut dalam gerbong untuk perlawanan terhadap Ahok. Bahkan, tak jarang ia kerap melontarkan tudingan terhadap Ahok dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai kasus Sanusi berdampak besar terhadap Gerindra pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Salah satunya ialah koalisi partai penantang Ahok nanti.

"Walau bagaimanapun, partai-partai yang berkoalisi dengan Gerindra ini bisa kena imbas dari mereka (kasus Sanusi)," kata Ray di kantor Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2016).

Imbas terhadap partai-partai yang berkoalisi dengan Gerindra ialah persoalan citra dari masyarakat. Nantinya, siapa pun partainya, masyarakat partai itu sama seperti Gerindra, dalam hal ini Sanusi.

Bahkan, bukan hanya partai yang terkena getahnya. Bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diusung Gerindra pun bernasib serupa. Cagub tersebut akan diasosiasikan dengan Gerindra yang notabene salah satu kadernya tersandung kasus korupsi.

"Siapa pun tokoh yang diusungnya akan jadi tokoh bermasalah. Nanti akan susah dari sisi integritas," ungkap Direktur Penelitian PARA Syndicate, Toto Sugiarto. (Baca: Kandasnya Impian Sanusi Jadi Gubernur DKI... )

Upaya Gerindra

Melihat kasus Sanusi, Gerindra pun bergerak cepat untuk menyelamatkan partainya dari cap korup. Salah satunya menyebut tindakan Sanusi bukan bagian dari partai. Bahkan, partai besutan Prabowo Subianto itu akan segera menggelar sidang kehormatan terkait kasus Sanusi.

Seperti dikutip dari Antara, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan sidang tersebut akan digelar oleh Majelis Kehormatan Gerindra. Meski kasus Sanusi berjalan di KPK, kata Dasco, Gerindra tetap menggelar sidang internal.

Selain itu, Dasco mengungkapkan Gerindra masih memegang teguh asas praduga tak bersalah.

"Kendati demikian, Partai Gerindra memegang prinsip asas praduga tidak bersalah dan berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan baik dan adil," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com