Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kasus Sanusi, Satu per Satu Anggota DPRD dan Eksekutif DKI Dipanggil KPK

Kompas.com - 13/04/2016, 07:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami keterlibatan pihak lain dalam kasus dugaan suap yang menjerat anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi. Berbagai pihak sudah mulai dipanggil KPK.

Kamis (7/4/2016) lalu, KPK memanggil pejabat di kalangan eksekutif. Para pejabat tersebut diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta itu, terkait pembahasan revisi peraturan daerah soal reklamasi.

"Sebagai saksi terkait dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait pembahasan Raperda tentang Reklamasi Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKI Jakarta periode 2015-2035," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis tentang pemanggilan orangh-orang itu.

Beberapa orang yang dipanggil KPK di antaranya adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi DKI Jajarta Heru Budi Hartono dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati. KPK juga memanggil Asisten Pembangunan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta Gamal Sinurat.

Keesokan harinya, KPK memanggil Sekretaris Dewan DKI Muhammad Yuliadi dan stafnya Riki Sudani. Yuliadi mengatakan dia ditanya mengenai tugas pokok jabatannya dalam pembahasan raperda tersebut.

"Sama mencocokan data yang diambil oleh mereka waktu penggeledahan kemarin. Jadi dijelaskan urutan pembahasan masing-masing. Udah sih begitu saja," ujar Yuliadi.

Anggota DPRD mulai diperiksa

Selain pejabat Pemprov DKI, KPK juga mulai memeriksa kawan-kawan Sanusi di DPRD DKI. Sejumlah pimpinan Dewan dan anggota Balegda dipanggil KPK pada Senin lalu.

Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik termasuk yang dipanggil. KPK juga memanggil Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan, Wakil Ketua Balegda DPRD DKI Jakarta Merry Hotma, anggota Baleg DPRD DKI Jakarta Mohamad Sangaji, dan Ketua Fraksi PKS Selamat Nurdin. Kepala Sub Bagian Raperda DKI Jakarta Dameria Hutagalung juga ikut diperiksa.

Selamat Nurdin mengatakan, dia ditanya mengenai mekanisme pembahasan raperda. KPK juga bertanya kenapa sidang paripurna selalu gagal terlaksana. Selamat mengatakan pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh KPK adalah mengenai tambahan kontribusi 15 persen.

"Kayaknya sih mereka mendalaminya soal itu ya, yang 15 persen. Perasaan saya loh. Karena kemarin yang paling ditanya adalah soal itu," ujar Selamat.

Sementara itu, Merry Hotma mengatakan KPK menanyakan mekanisme pembahasan raperda kepadanya. Satu hal lain yang juga ditanya oleh KPK adalah soal gratifikasi.

"Soal mekanisme pembahasan yang mereka tanya sama soal gratifikasi. Sama teknis materinya apa, itu saja sih," ujar Merry.

KPK masih terus memeriksa saksi dari berbagai pihak untuk menelusuri kasus dugaan suap dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta 2015-2035 dan Raperda tentang Rencana Kawasan Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Jakarta Utara.

Rencananya hari ini KPK akan memeriksa Chairman Agung Sedayu Group, Aguan Sugianto, dan staf pribadi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sunny Tanuwidjaja.

Kompas TV Kasus Reklamasi, KPK Periksa Kepala Bappeda DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com