Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dielu-elukan, Ahok Langsung Beri Kado "Kabar Buruk" untuk Ribuan Pengemudi Go-Jek

Kompas.com - 17/04/2016, 20:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dielu-elukan oleh ribuan pengemudi Go-Jek di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, Minggu (17/4/2016) pagi.

Ahok saat itu baru saja menghadiri acara penyerahan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada pengemudi Go-Jek.

Ahok memuji adanya program BPJS Ketenagakerjaan untuk para pengemudi. Setelah memuji, Ahok tiba-tiba memberi kabar buruk untuk para pengemudi Go-Jek pada akhir sambutannya.

"Oh iya, terakhir nih, (pengemudi) Go-Jek pasti marah kalau dengar ini," ujar Ahok di Kantor BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Gatot Subroto, Minggu (17/4/2016).

Ahok pun menyampaikan bahwa dia akan memperpanjang jalur pembatasan sepeda motor di sepanjang Jalan Sudirman sampai Jalan MH Thamrin. Mendengar hal itu, pengemudi Go-Jek langsung mengeluh pasrah.

"Yaaaaah," ujar mereka.

"Nanti kalau mau antar ke gedung-gedung bisa lewat belakang, tetapi semua gedung di Jakarta harus dibongkar dulu pagar belakangnya," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, dia sedang mencari cara agar pemilik atau pengelola gedung-gedung yang berada di jalan protokol bisa menyediakan akses gedung melalui jalur belakang. Dengan demikian, pengemudi Go-Jek bisa mengantar penumpang melalui akses itu.

Dia pun memilih untuk memberi tahu kabar buruk itu kepada pengemudi Go-Jek mulai dari sekarang. Sebab, dia tidak ingin nantinya dia dikira membohongi mereka setelah Ahok terpilih menjadi gubernur lagi.

"Saya bilang dulu sekarang, nanti kalau saya terpilih lagi, lalu saya batasi jalannya, saya dibilang bohongi Saudara. Saya enggak mau. Kalau enggak suka jalan protokol dibatasi, cari saja cagub yang mau kasih motor lewat sana," ujar Ahok.

Mendengar ucapan Ahok, pengemudi Go-Jek bukannya bersedih. Mereka malah tertawa dan bertepuk tangan mendengar ucapan Ahok. Tidak terlihat, wajah keberatan dari mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com