Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: Pemprov DKI Kalah di PTUN karena Memang Ada Pelanggaran Hukum

Kompas.com - 28/04/2016, 17:20 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yusril Ihza Mahendra mengatakan, Pemprov DKI Jakarta kalah melawan warga Bidaracina, Jakarta Timur, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dalam sengketa lahan untuk proyek sodetan Ciliwung karena memang terbukti ada pelanggaran secara hukum.

Ia pun mempersilakan Pemprov DKI mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) terkait putusan PTUN itu. Yusril adalah kuasa hukum warga dalam perkara tersebut. (Baca: Yusril: Bidaracina Juga Saya yang Bela, Cuma Tidak Jadi Berita)

"Ya silakan kasasi, kan lawyer-nya kami-kami juga, kan LBH (lembaga bantuan hukum) Bulan Bintang, PBB (Partai Bulan Bintang) yang belain. Di situ juga terpasang sepanduk PBB," kata Yusril di kantornya di Kota Kasablanka, Kamis (28/4/2016).

Ia mengatakan, jika Pemprov DKI jadi mengajukan kasasi, dirinya enggan mengikuti persidangan di pengadilan.

"Anak-anak aja yang maju, gak usah saya yang maju. Saya aja yang ngajarin. Kecuali Ahok-nya (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) yang datang ke pengadilan, saya turun, saya yang hadapi," kata Yusril.

Yusril juga mengaitkan perkara itu dengan rencana Pemprov DKI melakukan penertiban di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Berkali-kali Yusril menantang Ahok untuk menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah atas wilayah Luar Batang. Namun, hingga saat ini, Pemprov DKI tak pernah sekali pun menunjukkan bukti otentik tersebut.

"Jadi, ini kan suatu pelajaran, jangan petantang-petenteng Ahok ajak ke pengadilan. Belum tentu dia bisa menang," kata Yusril.

Ia juga menyindir pernyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Ferry Mursyidan Baldan yang menyebut tanah Luar Batang adalah tanah negara.

"Jangan suruh saya lawan Pak Baldan, lebih kacau lagi nanti. Masa insinyur lawan di pengadilan," kata Yusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com