Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan di Samsat Jaktim Lama, Warga Keluhkan Banyaknya Calo hingga Loket Berlapis

Kompas.com - 30/04/2016, 12:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menilai pengurusan pelayanan publik untuk surat tanda nomor kendaraan (STNK) masih berlangsung lama.

Bagaimana fakta di lapangannya?

Sejumlah warga yang mengurus STNK di Samsat Jakarta Timur mengakui proses mengurus STNK memang memakan waktu. Sebagian ada yang kecewa namun sebagian lain ada yang memakluminya.

Sunarto (45), warga Ciracas, Jakarta Timur itu mengatakan, proses pengurusan STNK memang cukup berbelit. Sunarto yang hendak perpanjang STNK mobil lima tahunan itu, mesti bolak-balik ke tiga loket.

"Menurut saya ini termasuk lama, ini sudah hampir dua jam," kata Sunarto yang mengurus sejak pukul 08.00, kepada Kompas.com, di Samsat Jakarta Timur, Sabtu (30/4/2016) pagi.

Sunarto mengaku pertama-tama ia harus ke loket cek fisik kendaraan. Setelahnya, ia pergi ke dalam gedung Samsat yang terpisah untuk mendaftar.

(Baca: Presiden Kritik Proses Mengurus STNK yang Tidak Efisien)

"Jadi ambil formulir kami isi, kemudian ke pendaftaran untuk antri," ujar Sunarto.

Proses menunggu antrian juga dinilainya cukup memakan waktu. Belum lagi, setelahnya harus kembali antri membayar di bank pemerintah.

"Kami tunggu dipanggil, lalu baru datang ke loket, kemudian ambil notice untuk bayar di Bank DKI," ujar Sunarto.

Lamanya proses pengurusan STNK, tambah Sunarto, karena ia melihat masih adanya calo yang beraksi di samsat ini. Ada calo yang datang ke loket dengan membawa tumpukan berkas. Tak lama kemudian, si calo sudah dapat mengambil berkasnya lagi.

"Ada saya lihat sampai nyusupin berkas mungkin sampai lima berkas. Terus nanti enggak lama datang ambil lagi. Padahal dia enggak ikut antre, enggak dipanggil. Ini yang menurut saya yang juga bikin lama, kalau calonya dibasmi bisa lebih cepat," ujar Sunarto.

Hampir dua minggu

Hanafi (30), warga Pondok Gede wilayah Jakarta Timur, yang mengurus balik nama STNK juga merasakan hal yang sama. Total ia sudah menunggu selama 13 hari.

Ceritanya, ia hendak membalik nama motor second miliknya beberapa minggu lalu. Karena daerah asal motornya di Ciputat, mulanya ia mengurus di Samsat di daerah Ciputat.

"Waktu itu cek fisik di sana, terus urus administrasi. Katanya saya harus nunggu 11 hari lagi," ujar Hanafi.

Dua hari lalu, ia datang ke Samsat Jakarta Timur untuk dibuatkan STNK baru atas nama dirinya.

(Baca: Sidak Samsat, Dirlantas Polda Metro Temukan Rp 30 Juta di Tas Punggung Pria)

"Baru jadi hari ini. Nah, sekarang saya ambil STNK yang baru sekarang atas nama saya sekaligus bayar balik nama," ujarnya.

Menurut Hanafi, sudah bukan hal baru dan banyak yang mengatakan, mengurus balik nama memang perlu waktu yang lama. Namun, ia mengaku sedikit heran. Ia menilai, pelayanan balik nama tak lebih dari satu minggu.

"Herannya itu lamanya di mana. Karena petugas di masing-masing loket kan banyak waktu luang. Saya hari ini untuk bayar balik nama saja itu nunggunya sampai dua jam, cuma bayaran saja," ujar Hanafi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com