Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bekasi yang Singgung Densus 88 dalam Khotbah Diminta Buat Surat Pernyataan

Kompas.com - 08/05/2016, 08:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Salah satu warga di RW 04, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, W, diminta buat surat pernyataan untuk tidak lagi memberi khotbah yang menyinggung pemerintah maupun Detasemen Khusus 88 Antiteror di masjid-masjid.

W sebelumnya dilaporkan warga sekitar tempat tinggalnya setelah menempel pamflet di Masjid Al-Ikhlash yang isinya menyudutkan Densus.

Selain itu, W juga menyalahkan Densus dalam setiap khotbahnya pada shalat Jumat yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 lalu.

"Kami minta buat surat pernyataan sebagai wujud janji dia mau berubah," kata Sekretaris RW 04 Entan Rustandar saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Sabtu (7/5/2016) malam.

"Warga sekitar sini juga enggak masalah kalau dia mau berubah, buka lembaran baru. Warga masih terima dia," ujarnya.

Isi surat pernyataan yang harus dibuat W adalah tidak memberi khotbah yang menyinggung pemerintah, Densus 88, maupun agama lain.

Ketika ditemui oleh pengurus RW 04 pada Jumat (6/5/2016) kemarin, W secara langsung mengakui memang beberapa kali dia menyinggung Densus dalam khotbah di masjid yang terletak di dalam RW 04.

Dia pun berjanji tidak lagi memberi khotbah seperti itu.

Menurut Entan, sebagian besar warga yang melapor mengaku tidak nyaman mendengar isi khotbah yang seperti W pernah sampaikan.

Warga menilai, seharusnya khotbah yang disampaikan bukanlah yang berapi-api dan menyalahkan pihak lain, tetapi khotbah yang dapat menyejukkan hati.

"Ya enggak pantas lah, masa menjelek-jelekkan Densus, begitu lah. Kita sudah diskusi juga sama penasihat masjid, setuju sama warga, kalau tidak baik seperti itu," tutur Entan.

Ketika ditanya lebih lanjut, Entan mengaku sudah tidak ingat bagaimana kalimat persis W yang dinilai warga menyinggung Densus 88.

Namun, dia mengaku pernah mendengarnya langsung dan ikut merasa bahwa apa yang disampaikan W adalah menjelek-jelekkan institusi tersebut.

Tadinya, pengurus RW 04 sepakat untuk meminta W pindah dari tempat tinggalnya di sana dengan jangka waktu satu pekan sejak surat keberatan warga diberikan, Kamis (5/5/2016) lalu.

Namun, setelah W memberi penjelasan, mengakui apa yang telah perbuat, dan kooperatif kepada warga, dia tetap diizinkan tinggal di sana dengan catatan membuat surat pernyataan yang dimaksud.

Hingga hari ini, pengurus RW 04 belum menerima surat pernyataan dari W.

Jika surat pernyataan tidak kunjung diberikan hingga Minggu (8/5/2016), maka pihak pengurus yang akan menemui W langsung untuk menanyakan hal tersebut.

Kompas TV Densus 88 Salah Prosedur Soal Kasus Siyono?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

Megapolitan
Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy 'Video Call' Keluarga dengan Wajah Lebam

Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy "Video Call" Keluarga dengan Wajah Lebam

Megapolitan
Korban Begal di Jakbar Sempat Minta Tolong Sopir Truk, Pinjam Ponsel Buat Hubungi Orangtua

Korban Begal di Jakbar Sempat Minta Tolong Sopir Truk, Pinjam Ponsel Buat Hubungi Orangtua

Megapolitan
Kapolsek Janji Tangkap Begal Calon Siswa Bintara di Jakbar dalam Dua Hari

Kapolsek Janji Tangkap Begal Calon Siswa Bintara di Jakbar dalam Dua Hari

Megapolitan
Jukir Liar yang Masih Bandel Akan Dikenai Sanksi Tindak Pidana Ringan

Jukir Liar yang Masih Bandel Akan Dikenai Sanksi Tindak Pidana Ringan

Megapolitan
Kondisi Lima Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di RS Bhayangkara, Masih Diobservasi Ketat

Kondisi Lima Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di RS Bhayangkara, Masih Diobservasi Ketat

Megapolitan
11 Jukir Liar Minimarket Terjaring Razia di Jaksel, Langsung Diberi Pembinaan di Lokasi

11 Jukir Liar Minimarket Terjaring Razia di Jaksel, Langsung Diberi Pembinaan di Lokasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com