Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Lion Air Kesal dengan Pernyataan YLKI soal Sanksi Pilot Mogok

Kompas.com - 11/05/2016, 12:55 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pilot maskapai Lion Air tidak sependapat dengan pandangan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tentang sanksi bagi pilot yang mogok kerja. Sekitar 300-an pilot Lion Air sempat memutuskan mogok kerja pada Selasa (10/5/2016) karena uang transpor mereka yang dijanjikan pihak perusahaan belum dibayar sejak pekan lalu.

Terhadap mogok kerja tersebut, YLKI menilai penumpang yang paling dirugikan, sehingga izin terbang pilot yang mogok harus dicabut. Tetapi, pilot Lion Air mengatakan sebaliknya.

"Kesal juga ya dengar statement seperti itu. Ya kalau mau konsumen tidak dirugikan, audit perusahaannya lah. Kalian kan tahu sendiri kira-kira sebanyak apa maskapai ini melakukan pelanggaran. Kami sebagai pilot juga dirugikan soalnya," kata salah satu pilot Lion Air kepada pewarta, Rabu (11/5/2016).

Menurut pilot yang enggan menyebutkan namanya itu, banyak hak-hak mereka sebagai pilot maupun karyawan Lion Air pada umumnya yang tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan. Salah satunya seperti uang transpor yang dijanjikan perusahaan, sesuai dengan kontrak awal saat mereka bekerja di sana.

Dalam kontrak yang dimaksud tertera, pilot berhak menerima uang transpor di muka langsung dari perusahaan. Namun, manajemen malah memberlakukan sistem reimburse, berbeda dengan perjanjian di awal. (Baca: Ratusan Pilot Lion Air Mogok Terbang karena Uang Transpor Tak Dibayar)

Ketika para pilot meminta sistem reimburse untuk uang transpor diganti, manajemen malah sering telat memberi uang transpor tersebut. Selain itu, pilot juga mengeluhkan jadwal terbang yang berantakan karena berpengaruh kepada kondisi fisik dan waktu istirahat mereka.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyarankan kepada Kementerian Perhubungan agar mencabut izin terbang pilot yang mogok kerja. Menurut Tulus, mogok kerja pilot Lion Air tak ubahnya dengan malapraktik profesi.

Tulus juga mendorong Kemenhub agar memberi teguran keras kepada manajemen Lion Air atas kerugian yang dialami penumpangnya. (Baca: Curahan Hati Pilot Lion Air...)

Kompas TV Pilot Mogok, Kemenhub "Sentil" Lion Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com