Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Kebijakan Pelat Ganjil-Genap, Ahok Beri Ide Sergap Pelanggar di Lampu Merah

Kompas.com - 16/05/2016, 12:11 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk membahas persiapan penerapan electronic road pricing (ERP) untuk menggantikan sistem lalu lintas three in one. Sebelum ERP diterapkan, Ahok berencana menerapkan sistem pelat nomor ganjil-genap.

"Saya bilang sama Dirlantas yang baru, 'tolong Bapak pelajari, bikin forum group discusion bahas manfaat mudaratnya gimana, bagaimana cara razianya, gimana nanti orang ganti pelat. Kalau kalian sudah siap, jalan kan, sambil menunggu ERP,'" ujar Ahok di SD Santa Maria, Juanda, Senin (16/5/2016). 

Penerapan ganjil-genap bertujuan mengurai kemacetan dengan membatasi kendaraan yang beredar di jalanan sesuai dengan pelat nomor kendaraannya. 

Sebagai contoh, jika pada hari Senin kendaraan yang diperbolehkan beroperasi hanya yang berpelat nomor genap, larangan beroperasi berlaku untuk kendaraan dengan pelat nomor ganjil. 

Ahok mengatakan, pengawasan sistem pelat nomor ganjil-genap ini juga tidak susah. Terlebih lagi, kamera pengawas kini sudah dipasang di mana-mana. Ahok memiliki ide untuk mengawasi penerapan sistem pelat ganjil-genap nanti.

"Kalau mau jalankan ganjil-genap boleh, tetapi tiap kali lampu merah, kamu harus berani langsung turunkan 20-50 orang buat ketok pintu yang terjebak di sana," ujar Ahok. 

"Cek STNK, begitu ada yang palsu, pidana, dan mobil ditahan. Sekali saja kamu ngerjain gitu, kamu pasti ciut nyalinya," kata Ahok. 

Dengan cara seperti ini, Ahok malah berpendapat penerapan pelat ganjil-genap akan lebih mudah daripada three in one. Terkait persiapan ERP sendiri, Ahok mengatakan, prosesnya sedang menunggu lelang. Sempat ada perselisihan pendapat menjelang lelang waktu itu, yaitu siapa yang akan melakukan lelang. 

"ERP ini lelangnya di BPKAD atau di UPT ERP? Kalau menurut saya, ya UPT ERP," ujar Ahok.

Kompas TVâ??3 in 1â?? Dianggap Miliki Dampak Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com