Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Cari Skema Bantu KPUD Memverifikasi Pendukung Ahok

Kompas.com - 17/05/2016, 10:07 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk maju pada Pilkada DKI yaitu "Teman Ahok" masih mencari skema yang tepat untuk membantu verifikasi KTP yang akan dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Juru bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo, mengatakan, pihaknya sedang membentuk sebuah tim untuk membantu verifikasi KPUD, khususnya untuk masyarakat yang sudah mendukung Ahok.

"Kami masih memikirkan skema terbaik, kami akan membentuk tim relawan, kan tim relawan yang sudah mengumpulkan KTP ini sesuai fungisnya sudah selesai tugasnya. Kami akan buat tim verifikasi namanya, internal."

"Mereka yang akan mendampingi ke kantor PPS (Panitian Pemungutan Suara) atau selama verifikasi faktual di bawah," ujar Singgih saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2016).

Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), verifikasi bisa dilakukan dalam beberapa cara. Pertama, petugas KPUD akan mendatangi rumah warga satu per satu untuk menanyakan warga yang sudah menyerahkan salinan fotokopi KTP.

Petugas KPU akan bertanya apakah benar mendukung calon independen tertentu. Kedua, warga diberi kesempatan untuk datang ke kantor PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang memeriksa.

Ketiga, tim sukses pasangan calon independen bisa membantu mengumpulkan warga yang belum diverifikasi ke suatu tempat. Nantinya, petugas KPUD akan melakukan verifikasi tersebut.

Singgih mengatakan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menggunakan opsi ketiga untuk membantu memverifikasi data warga pendukung Ahok.

"Tidak menutup kemungkinan kami akan membuat seperti yang Mas katakan (opsi ketiga), bahkan bisa jadi akan membuat acara," ujar Singgih.

Terkait batas pengumpulan KTP bagi jalur independen yang telah ditetapkan KPUD yaitu 3 - 7 Agustus 2016, Singgih optimistis pada minggu kedua Juni, Teman Ahok mampu mengumpulkan dukungan mencapai 1 juta KTP.

"Sampai hari ini (KTP yang terkumpul) sudah 839.000 KTP. Kami punya waktu untuk mengumpulkan KTP sampai Juni minggu kedua. Kami berharap 1 juta selesai, terus kami tinggal melakukan proses administrasi karena kami membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan."

"Kami masih yakin dan kami masih sangat optimis sekali sampai saat ini masih ada waktu 3-4 minggu, kan kurangnya tinggal sedikit. Andai kata tidak terwujud, maksimal sekali ada di akhir bulan Juni," ujar Singgih.

Kompas TV Relawan "Teman Ahok" Terus Kumpulkan KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com