Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggusuran Dadap Tunggu Masukan Ombudsman RI

Kompas.com - 20/05/2016, 17:00 WIB

TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan didampingi Polres Metropolitan Tangerang Kota dan TNI tetap akan menertibkan bangunan liar di Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, dalam rangka penataan kawasan pesisir tersebut. Akan tetapi, rencana penertiban yang seharusnya dilakukan Senin (23/5) mendatang, masih menunggu hasil pertemuan antara pemerintah dan warga korban penertiban di Ombudsman RI, Jumat (20/5/2016) ini.

”Rencana penertiban dalam rangka penutupan lokalisasi dan penataan kawasan dan masyarakat Dadap masih menunggu hasil dialog dengan warga di Ombudsman,” kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, di Pendopo Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (19/5). Ia mengatakan itu seusai rapat koordinasi rencana penertiban bangunan liar di Dadap. Hadir dalam rapat itu Kepala Polres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Irman Sugema.

Rapat tersebut seharusnya juga dihadiri perwakilan warga korban penertiban. Namun, menurut Zaki, sudah dua kali ini warga tidak hadir saat diundang berdialog dengan pemkab.

”Dalam diskusi dengan Kapolda Metro Jaya (Dadap masih masuk wilayah hukum Polda Metro Jaya) beberapa waktu lalu, beliau meminta agar kami membuka dialog dengan warga sebelum melakukan penertiban. Ajakan dialog sudah dilakukan, tetapi perwakilan warga tidak datang,” ujar Zaki.

Menurut Bupati, dialog ini dilakukan agar pihaknya bisa menerima masukan warga sehingga penertiban nanti bisa berlangsung aman.

Masukan terbaik

Terkait pertemuan di Ombudsman RI, Zaki berharap lembaga negara itu akan memberikan masukan terbaik bagi pihak pemerintah dan warga dalam rencana penataan ini.

Secara terpisah, Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang Heri Heryanto menjelaskan, dalam rencana penataan itu, pemkab menyiapkan 400 rumah tinggal sementara bagi warga yang terkena dampak penertiban.

Mereka akan mendapat fasilitas kontrakan gratis selama 1,5 tahun selama proses pembangunan, yang direncanakan berlangsung selama setahun. Lokasi sementara itu sudah dilengkapi air bersih dan listrik.

Menurut Heri, pembangunan Dadap akan dilakukan dalam dua tahap, yakni pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dan kampung deret nelayan. Kedua tahap itu akan dilakukan hampir berbarengan.

”Pembangunan fisik rusunawa dan kampung deret untuk nelayan sebanyak 1.400 unit (dilakukan) dengan menggunakan dana dari APBN. Sementara pembangunan tempat pelelangan dan kuliner menggunakan dana dari APBD,” ujar Heri.

MUI mengadvokasi

Di Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan akan mengadvokasi warga kampung Luar Batang, Kampung Akuarium, dan Kampung Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang sudah ataupun akan terkena penggusuran oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. MUI akan mendampingi warga bertemu Gubernur DKI Jakarta.

Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Ikhsan Abdullah mengatakan, setelah menerima aduan dari masyarakat, pihaknya meninjau lapangan untuk klarifikasi.

”Kami menyayangkan sikap Pemprov DKI Jakarta yang menggusur sewenang-wenang tanpa sosialisasi. Gubernur tak pernah sekalipun menemui warga untuk berdialog. Padahal, warga sudah mendiami tempat itu turun-temurun,” tutur Ikhsan.

(PIN/DEA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Penggusuran Dadap Tunggu Masukan Ombudsman RI".

Kompas TV Warga Dadap: Tolong Libatkan Kami!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com