Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narapidana Tewas di Rutan Cilodong

Kompas.com - 20/05/2016, 21:47 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — AA (33), narapidana Rutan Cilodong, ditemukan meninggal di tahanan pada Jumat (20/5/2016) pagi.

Pada Mei 2016, AA dipindahkan dari Lapas Cipinang ke Rutan Cilodong, Depok.

"Masih kami selidiki, dan kami lihat juga riwayat kesehatannya dan kemungkinan lainnya," kata Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Teguh Nugroh, Jumat.

Menurut dia, sejumlah saksi telah diperiksa terkait peristiwa ini. Secara terpisah, Kepala Rutan Cilodong Sohibul Rachman membenarkan tewasnya AA.

Menurut dia, jenazah AA ditemukan pertama kali oleh narapidana lainnya.

"Saat ditemukan napi lainnya, korban sudah tak sadarkan diri dalam sel. Ia langsung kami bawa ke klinik Rutan. Oleh dokter di klinik, yang bersangkutan dinyatakan sudah meninggal dunia," katanya, Jumat sore.

Saat itu juga, kata dia, pihak Rutan Cilodong menghubungi Polresta Depok. Selanjutnya, petugas identifikasi Polresta Depok langsung datang memeriksa jenazah korban. "Penyebab kematian belum diketahui," katanya.

Sohibul menuturkan, pihaknya langsung membawa jenazah korban ke RS Polri Sukanto, Kramatjati. Rencananya, jenazah AA akan diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Kendati demikian, kata dia, keluarga AA sudah mengikhlaskan kematian narapidana itu.

"Keluarga korban lalu datang ke RS Polri dan mengambil jenazah korban. Keluarga menerima kematian korban dengan ikhlas," ujar dia.

Oleh karena itu, otopsi batal dilakukan. Jenazah kemudian dimakamkan keluarga di taman pemakaman umum di dekat rumahnya di Jakarta Utara.

(Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com