Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namanya Masuk Bursa Calon Kabareskrim, Ini Kata Kapolda Metro Jaya

Kompas.com - 24/05/2016, 16:37 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto mengatakan, dirinya belum mengetahui mengenai namanya yang santer diberitakan masuk sebagai calon kabareskrim menggantikan Komjen Anang Iskandar.

"Oh ya? Saya tidak tahu juga. Saya tidak baca juga," ujar Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (24/5/2016).

Mantan Kapolda Jabar ini menambahkan, sebagai anggota Polri, dia siap ditempatkan di mana saja. Menurut dia, siapa pun nanti yang akan menjabat Kabareskrim baru menggantikan Komjen Anang Iskandar sudah mendapatkan penilaian baik di mata masyarakat maupun para pejabat terkait.

"Kalau itu orang yang menilai, kan saya bekerja saja. Tugas polisi bekerja dan bekerja dengan baik. Namanya anggota Polri kan siap ditempatkan di mana saja," ucapnya. (Baca: Wanjakti Godok Nama Kabareskrim Baru Pengganti Anang Iskandar)

Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, saat ini sudah ada nama yang digodok oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). Namun, belum ditentukan siapa yang akan menggantikan Anang.

"Ada empat atau lima orang (calon)," kata Badrodin.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan hal senada. Penggodokan sejumlah nama untuk dipilih sebagai Kabareskrim Polri hampir final.

"Sudah diproses sejumlah nama. Mereka yang saat ini perwira senior sedang diproses," ujar Boy. (Baca: Kapolri Sebut Kabareskrim Polri Diganti Pekan Ini)

Menurut Indonesia Police Watch (IPW), empat calon untuk menggantikan posisi Anang adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Safaruddin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPt) Komjen Tito Karnavian, dan Gubernur Akpol Irjen Anas Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com