Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mushala yang Masih Berdiri di Tengah Proyek Tol Cijago Seksi II

Kompas.com - 01/06/2016, 10:18 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek pengerjaan Tol Cinere - Jagorawi Seksi II sampai saat ini belum rampung. Saat ini pengerjaan proyek tersebut masih terus dikebut agar bisa segera dioperasikan pada tahun ini.

Pantauan Kompas.com pada Rabu (1/6/2016), ratusan pekerja masih mengerjakan proyek tersebut. Selain itu, tampak juga sejumlah kendaraan berat masih beroperasi di proyek itu. Namun, ada satu hal yang menarik, di tengah proyek tersebut masih tampak satu bangunan yang masih berdiri.

Bangunan itu adalah sebuah mushala berukuran sekitar 50 meter persegi. Hal tersebut diketahui dari papan nama yang berada di bagian muka bertulisan "Al-Ismati Rachman".

Mushala yang bercat putih dengan kombinasi hijau itu kondisinya sudah tidak layak pakai. Pasalnya, sudah tidak ada kaca dan pintu di mushala tersebut. Selain itu, kondisi lantainya sudah sangat kotor.

"Mushala itu sudah sekitar satu tahun lebih belum juga dibongkar. Padahal, warga lainnya yang dulu rumahnya di sekitar situ sudah semua menjual tanahnya," ujar Budi Ketua RW 02, Kemiri Muka, Beji, Depok, kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2016).

Budi menuturkan, mushala itu sudah berdiri sejak tahun 1992. Saat itu, pemilik tanah bernama Asmat telah mewakafkan tanahnya secara lisan kepada warga sekitar untuk dibangun sebuah mushala.

"Itu tanah wakaf dari almarhum Haji Asmat. Tetapi, pada saat itu dia ngewakafinnya belum ada hitam di atas putihnya, masih secara lisan saja," ucapnya.

Budi menjelaskan, mushala tersebut belum juga dihancurkan lantaran masih ada perselisihan antara keluarga almarhum Asmat. Menurut Budi, jika tidak ada permasalahan internal keluarga, mushala tersebut sudah dibebaskan oleh pihak pengembang proyek tersebut bersamaan dengan rumah warga yang lain.

"Karena masih ada sengketa dengan ahli waris. Jadi karena enggak ada persetujuan dari keluarga makanya sampai sekarang belum dibebasin," ujarnya.

Akhdi martin pratama Bangunan Mushola Al Ismati Rachman masih berdiri ditengah lokasi pembangunan proyek Tol Cijago Seksi II di Jalan Marginda Raya, Kemiri Muka, Beji, Depok pada Rabu (1/6/2016).

Budi mengatakan, karena harga pembebasan tanah di lokasi tersebut cukup tinggi, pihak ahli waris saling mengklaim bahwa tanah tersebut adalah milik mereka.

"Harga tanah terakhir itu sekitar Rp 6 juta per meternya. Makanya banyak yang mengklaim mushala itu," kata Budi.

Untuk diketahui, pembangunan jalan Tol Cijago dilakukan secara bertahap dalam tiga seksi. Seksi I sepanjang 3,70 kilometer sudah dioperasikan sejak Januari 2012, sedangkan Seksi II menghubungkan Jalan Raya Bogor-Kukusan sepanjang 5,50 kilometer.

Adapun untuk Seksi III membentang dari Kukusan sampai Cinere hingga 5,44 kilometer. Jika pembangunan seluruh ruas Tol Cijago tuntas, maka ujung pintu Tol Cinere akan menjadi titik untuk integrasi dengan jalan tol Cinere-Serpong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com