JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Muhammad Taher, dilaporkan telah diserang orang tak dikenal yang bersenjata tajam. Peristiwa itu terjadi saat Taher pulang mengikuti sidang putusan reklamasi Pulau G di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Selasa (31/5/2016).
Kejadian itu dibenarkan Ketua Bidang Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan KNTI, Martin Hadiwinata. Martin mengatakan, Taher diserang orang tak dikenal saat mengendarai motor di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
"Dia dipepet tiga motor, katanya motor Ninja semua. Kemudian tiga orang yang boncengan di tiga motor turun terus nyerang Pak Taher," kata Martin, kepada Kompas.com saat dihubungi, Rabu.
Para penyerang menurutnya menggunakan senjata tajam. Taher secara refleks sempat menghindar dari serangan pelaku, namun jaket korban sobek terkena serangan.
"Enggak luka, tapi masih cukup syok meski bisa mengendalikan," ujar Martin.
Para penyerang menurutnya segera melarikan diri karena di tempat kejadian ada warga yang menolong Taher.
Pasca-putusan PTUN itu, ada pula kejadian lain yang menimpa anggota KNTI, yakni Fuad, yang menjabat sebagai sekretaris. Tempat tinggal Fuad di Rusun Muara Angke dibobol maling dan semua berkas KNTI diambil.
Rencananya, KNTI akan menggelar konferensi pers di LBH Jakarta Kamis besok pukul 10.00. KNTI juga sore ini hendak melaporkan kedua kasus itu ke Polres Metro Jakarta Utara.