Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kepulangan Dua Pendiri "Teman Ahok" Ditunda Menurut Amalia

Kompas.com - 05/06/2016, 20:17 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, yang sempat ditahan pihak Imigrasi Singapura pada Sabtu (4/6/2016) menyatakan alasan ditundanya kepulangan dia dan pendiri Teman Ahok lainnya, Richard Handris Saerang.

Karena tidak diizinkan masuk ke Singapura, seharusnya Amalia dan Richard mulanya dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada Sabtu pukul 22.00 waktu setempat. Namun, keduanya baru dipulangkan pada Minggu pukul 10.15.

"Yang harusnya kami dipulangkan (Sabtu) jam 10.00 malam itu ternyata menghadapi hambatan administrasi terkait dengan hukum-hukum yang berlaku di sana (Singapura)," ujar Amalia di Markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu.

Hambatan administrasi tersebut, kata Amalia, salah satu contohnya terkait ketentuan harus menggunakan maskapai penerbangan yang sama dengan saat keduanya berangkat ke Singapura.

"Kayak misalnya kalau kami pulang harus menggunakan maskapai yang sama, tidak boleh berbeda. Kalau berbeda harus ada semacam izin dan sebagainya. Jadi kami terlambat mengejar pesawat kemudian kami tetap di sana," kata dia.

Amalia dan Richard kemudian ditahan di ruang Immigration and Checkpoints Authority (ICA) dan tidak dapat menghubungi Teman Ahok di Jakarta.

"Jadi memang ketika kami kemudian dipindahkan ke ruang ICA, kami diputus kontak. Kami enggak diperkenankan untuk membawa alat komunikasi jadi komunikasi kami dengan teman-teman di Jakarta juga terputus," ucap Amalia.

Ajakan datangi Kedubes Singapura

Karena Teman Ahok di Jakarta tidak menerima kabar dari Amalia dan Richard, mereka pun khawatir dan menulis pernyataan di Facebook meminta agar pemerintah Singapura segera melepaskan Amalia dan Richard.

"Itu mungkin yang mengakibatkan teman-teman di Jakarta penuh dengan ketidakpastian. Akhirnya membuat teman-teman di Jakarta menginisiasi campaign di social media," tuturnya.

Dalam pernyataan yang ditulis di Facebook pada Sabtu, Teman Ahok menyebut akan mendatangi Kedutaan Besar Singapura di Jakarta jika Amalia dan Richard tidak segera dipulangkan. Namun, pernyataan tersebut dihapus dan Teman Ahok meminta maaf. (Baca: "Teman Ahok" Hapus Pernyataan di Medsos soal "Akan Datangi Kedubes Singapura di RI")

Di sisi lain, Amalia menilai, pernyataan melalui media sosial itu cukup membuahkan hasil. Dengan pernyataan tersebut, Amalia dan Richard dikeluarkan dari ruang ICA dan dapat bergerak lebih leluasa.

"Tapi dengan campaign itu akhirnya saya dan Richard setengah 2 (01.30) pagi itu boleh keluar dari ICA. Kami dipindahkan ke terminal 3 dan boleh memiliki ruang gerak yang lebih leluasa," kata Amalia. (Baca: Amalia "Teman Ahok": Persoalan Tidak Akan Sebesar Ini jika Kami Didampingi KBRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com