Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silang Pendapat Kader PDI-P soal Dukungan untuk Ahok

Kompas.com - 08/06/2016, 11:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta sudah beberapa kali melakukan komunikasi politik dengan partai lain terkait kemungkinan koalisi dalam pengusungan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI 2017. Komunikasi itu telah dilakukan dengan Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Hasil pertemuan dengan ketiga partai tersebut menegaskan, mereka sepakat mengedepankan nilai-nilai kepartaian dalam Pilkada DKI 2017. Artinya, siapa pun yang akan diusung menjadi calon gubernur dan wakil gubernur nanti harus maju lewat jalur partai.

Maka dari itu, mereka tidak akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok karena Ahok teguh memilih jalur perseorangan untuk maju pada Pilkada 2017.

Itulah, setidaknya, kesepakatan yang ada di lingkaran struktural PDI-P untuk saat ini.

Namun, beberapa kader PDI-P mengucapkan hal yang berbeda. Salah satunya adalah Aria Bima yang menyebut PDI-P masih membuka pintu yang lebar bagi Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Syaratnya, Ahok diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

"Enggak usah jadi kader, tetapi PDI-P yang calonkan, kami yang usung," kata Aria, Senin (6/6/2016).

Aria meminta Ahok untuk kembali ke "kandang", maksudnya kembali masuk partai politik.

Kader PDI-P lain yang seolah masih memberi harapan terhadap Ahok adalah Charles Honoris. Charles mendorong agar Ahok dan Djarot kembali berpasangan dalam pilkada nanti. Charles mengatakan, masih ada kemungkinan PDI-P mengusung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sebagaimana diketahui, Ahok telah memilih untuk maju melalui jalur independen. Ia akan berpasangan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Komunitas "Teman Ahok" telah melakukan pengumpulan data KTP untuk mereka.

Silang pendapat

Pendapat dua politisi PDI-P itu rupanya tidak mewakili suara semua kader. Beberapa kader yang merupakan pengurus DPD, tingkat yang bertanggung jawab mengurus penjaringan calon gubernur DKI, menegaskan bahwa sinyal semacam itu bukan pendapat resmi partai.

Pelaksana Tugas Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH Bambang mengatakan, Aria dan Charles berkomentar tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan partai.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono memastikan bahwa dukungan PDI-P hanya ditujukan untuk bakal calon yang mendaftarkan diri ke partai berlambang banteng itu.

"Kalau PDI-P meminang Ahok, saya katakan, pasti tidak. Jadi, Ahok bisa diusung PDI-P ketika Ahok mendaftar ke PDI-P," ujar Gembong.

Gembong menegaskan, sebelum ada keputusan bulat dari partai, semua kader PDI-P memang bisa berpendapat apa pun mengenai calon yang tepat untuk DKI Jakarta. Karena itu, menurut Gembong, pernyataan Aria Bima yang menginginkan Ahok "balik kandang" adalah pernyataan pribadi.

Hal tersebut dipertegas oleh salah satu Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat, yang mengatakan pendapat saat ini dilontarkan oleh rekan separtainya tentang Pilkada DKI Jakarta 2017 hanya pernyataan pribadi.

"Suara orang per orang ya silakan saja. Boleh kan suara orang per orang," ujar Djarot yang saat ini menjadi wakil Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com