Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Ahok, PDI-P Terpecah?

Kompas.com - 08/06/2016, 06:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) silang pendapat soal orang yang layak mereka usung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Setidaknya, itulah yang mencuat di media massa dalam beberapa hari terakhir.

Beberapa politisi PDI-P mengisyaratkan akan mendukung Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun yang lain menyatakan penolakan mereka terhadap Ahok. Mereka yang menyatakan dukungannya terhadap Ahok adalah dua legislator PDI-P di DPR RI, yaitu Arya Bima dan Charles Honoris.

Menurut Arya, PDI-P masih membuka pintu yang lebar bagi Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Syaratnya, Ahok diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

"Enggak usah jadi kader, tetapi PDI-P yang calonkan, kami yang usung," kata Arya saat dihubungi, Senin (6/6/2016).

Sementara Charles mengatakan, jika nantinya Ahok berkeyakinan maju melalui jalur partai, PDI-P akan menjadi salah satu partai yang mengusungnya. Ia bahkan berujar di partainya tidak ada kader yang kontra terhadap Ahok.

"Stok calon dari internal pastinya ada, tetapi langkah paling rasional ya tetap mengusung petahana, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Tingkat kepuasan publik mereka masih tertinggi, 82,8 persen," kata Charles di Kompleks Parlemen, Selasa.

Sikap yang ditunjukan Arya dan Charles mendapat sambutan yang kurang hangat dari pengurus di tingkat DPD DKI Jakarta. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH justru menyindir keduan Charles dan Arya.

"Kawan-kawan struktural itu jelas garis komandonya. Dua orang ini di grup juga ditertawai sama teman-teman," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, DPD PDI-P sebagai struktur yang bertugas melakukan penjaringan cagub DKI Jakarta sudah tegas akan mengusung calon yang melalui jalur partai politik. Berdasarkan komunikasi dengan partai-partai lainnya, kata Bambang, PDI-P tidak mengusung petahana dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Dua orang ini di grup ditertawai dan dianggap orang yang gatel gitu ya, ingin bicara, enggak punya panggung, terus ngomong seenaknya sendiri tanpa koordinasi," kata Bambang.

Meski terjadi silang pendapat antar sesama koleganya, Ketua DPP Bidang Organisasi PDI-P, Djarot Saiful Hidayat, mengklaim partainya masih solid.

"Enggak ada perpecahan. Perbedaan pendapat itukan biasa. Wajar dong," kata Djarot usai menghadiri acara buka puasa di Menteng Atas, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa malam.

Ia mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan yang diambil partainya. Ia menyebut ucapan-ucapan yang saat ini dilontarkan oleh para rekan separtainya tentang Pilkada 2017 hanya pendapat pribadi.

"Suara orang per orang ya silahkan saja. Bolehkan suara orang per orang," ujar Djarot.

Menurut Djarot, keputusan partainya tentang pasangan calon yang nantinya akan diusung di Pilkada DKI 2017 kemungkinan baru akan diambil usai Lebaran. Djarot mengatakan sebelum mengambil keputusan, para kader, baik di tingkat DPP maupun DPD DKI Jakarta akan melakukan rapat terlebih dulu.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com