JAKARTA, KOMPAS.com - Kemarahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada seorang wartawan media online, Kamis (16/6/2016) pagi, berbuntut terhadap undangan buka puasa bersama pada sore harinya.
Basuki sebelumnya mengundang para wartawan yang biasa meliput di Balai Kota DKI Jakarta untuk berbuka puasa bersama di rumah dinas gubernur, di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat.
Namun, kemarahan Basuki kepada seorang wartawan media online membuat hampir seluruh wartawan yang biasa meliput di Balai Kota batal menghadiri undangan tersebut.
Staf Basuki dan staf Humas Pemprov DKI Jakarta pun bergantian mendatangi ruangan wartawan. Mereka mempertanyakan kepastian kehadiran para wartawan dalam acara buka puasa bersama.
Namun para wartawan lebih memilih berbuka puasa bersama di Balai Kota. Basuki sendiri tidak menghadiri acara buka puasa bersama tersebut. Ia harus ke bandara untuk mengantar Ibunya.
Situasi ini berbeda dengan acara buka puasa bersama yang diadakan Basuki pada bulan Ramadhan tahun 2015 lalu yang berlangsung lancar.
Adapun sebelumnya awak media bertanya kepada Basuki mengenai isu aliran dana Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok. Berawal dari pertanyaan tersebut, penjelasan Ahok merambah kepada kecurigaan ada pihak yang ingin menghancurkan citra baiknya selama ini.
"Ahok punya brand apa sih? Apa yang membedakan saya dengan politisi yang umum? Saya bersih, saya berani periksa harta saya, biaya hidup saya, saya berani dorong UU pembuktian harta terbalik pejabat," ujar Ahok.
Ahok mengatakan dia merupakan pejabat yang konsisten terhadap pemberantasan korupsi. Sejak dia masih menjadi bupati, dia sudah berbicara soal pembuktian harta terbalik. Selama menjabat sebagai gubernur DKI, dia juga menerapkan model transaksi non tunai untuk mencegah tindak korupsi.
"Kamu enggak pernah dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, sampai bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang," ujar Ahok.
Mulai marah
Setelah berbicara seperti itu, salah satu wartawan media online pun melontarkan pertanyaan. "Berarti tidak ada pejabat yang sehebat Bapak?" ujar wartawan tersebut.
Ahok langsung menegaskan bahwa bukan itu yang dia maksud. Ahok menegaskan bahwa dia tidak mungkin berani menantang banyak orang untuk membuktikan dia tidak bersalah, jika dia tidak benar.
Selanjutnya, Ahok mulai naik pitam dan merasa diadu domba dengan pertanyaan itu. "Anda dari koran mana?" tanya Ahok dengan nada tinggi kepada wartawan itu.
"Makanya lain kali enggak usah masuk sini lagi. Enggak jelas kalau begitu. Saya tegesin aja. Kamu juga enggak usah tekan saya dengan media, saya enggak pernah takut sama kalian," tambah Ahok.