Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tega Bunuh Kekasih demi Bayar Utang

Kompas.com - 14/07/2016, 11:47 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terjerat utang membuat Syahril Sidik (28) gelap mata. Dia tega membunuh teman kencannya, Alika (25), demi mendapatkan motornya untuk dijual. Syahril membunuh Alika di Hotel Elysta, Koja, Jakarta Utara.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan menceritakan awal mula kejadian tersebut hingga akhirnya Syahril ditangkap sekitar 12 jam setelah pembunuhan.

Selasa (12/7/2016), pukul 16.30 WIB, Syahril menghubungi Alika. Dia mengajak bertemu di Hotel Elysta, Koja, Jakarta Utara. Syahril meminta agar Alika membawa sepeda motornya ke hotel tersebut.

Pukul 16.50 WIB, keduanya bertemu di hotel tersebut. Mereka memutuskan untuk check in di hotel itu dan mendapatkan kamar nomor III C.

Satu jam berselang, Syahril keluar dari hotel tersebut tanpa mengenakan baju dan menenteng sebuah tas hitam. Pria itu bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor.

Resepsionis yang melihat Syahril curiga. Dia melaporkan kepada kepala operasional hotel, yang kemudian memeriksa kamar yang disewa Syahril dan Alika. Saat pintu dibuka, terlihat Alika tergeletak bersimbah darah di lantai.

"Dari pengakuan pelaku, korban ditusuk tiga kali tetapi masih hidup. Pelaku mungkin jadi kalap hingga menusuk berkali-kali di bagian perut dan leher," ujar Hendy saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/7/2016) malam.

Syahril mengaku membuang pisau yang digunakan untuk membunuh kekasihnya di Jalan Tipar Cakung, Cilincing, Jakarta Utara. Selain itu, ia juga sempat ke rumah kos untuk mengambil baju dan mengobati luka di tangannya yang diduga akibat perlawanan Alika.

"Memang ada luka di tangan kirinya, diduga akibat perlawanan korban. Pelaku ngakunya sempat digigit korban tapi kami belum bisa memastikan masih menunggu hasil Labfor," ucapnya.

Mendapat laporan adanya insiden tersebut, Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Polsek Koja langsung mendatangi TKP. Polisi pun langsung menggelar olah TKP untuk mengumpulkan informasi siapa pembunuh Alika.

Kemudian pada pukul 11.00 WIB, Subdit Jatanras dengan berkoordinasi dengan Polsek Koja mendapatkan kejelasan informasi hasil dari olah TKP.

Polisi langsung membentuk tim khusus dengan dipimpin oleh Kanit III Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Awaludin Amin dan Perwira Unit 2 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu untuk memburu Syahril.

Diketahui, sekitar pukul 12.00 WIB, Syahril masih berada di sekitar Bekasi. Polisi langsung melakukan pengejaran. Hingga akhirnya, sekitar pukul 05.15 WIB pelaku diringkus di kawasan Desa Sawit, RT 2/3, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat.

Kompol Awaludin Amin mengatakan, timnya saat melintas di kawasan tersebut melihat motor berwarna hitam mirip punya Alika yang di bawa kabur Syahril.

Setelah memastikan bahwa itu adalah motor Alika dan sedang dikendarai Syahril, polisi melakukan penyergapan. Syahril melawan dan mencoba kabur. Akhirnya, polisi melumpuhkannya dengan timah panas yang mengenai bagian kaki kirinya.

"Kondisinya saat itu gelap, rumah warga agak jauh. Tapi di sekitar TKP itu banyak semak belukar dan pelaku pun melawan saat hendak ditangkap," ujarnya.

Akhirnya, Syahril pun ditangkap. Setelah diperiksa, di dalam tas yang ia bawa terdapat telepon selular, dompet yang berisi STNK motor atas nama Alika, KTP Alika dan uang Rp 25.000.

"Setelah dimintai keterangan di TKP, pelaku mengaku mau ke Cimahi ke rumah tantenya. Dia juga bilang berniat menjual motor korban di sana," kata Awal.

 

Kompas TV Pembunuhan Wanita dalam Kotak Terekam CCTV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com