Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Main "Pokemon Go" di Markas Polisi! Ini Alasannya...

Kompas.com - 19/07/2016, 15:07 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permainan virtual "Pokemon Go", belakangan menjadi viral di kalangan pecinta game online. Namun, polisi melarang masyarakat mencari Pokemon dilingkungan markas polisi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, Mapolda Metro Jaya dan markas polisi lainnya bukan merupakan area publik. 

"Ya, tentu tidak boleh ya karena di sini bukan area publik," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (19/7/2016).

Awi mengatakan, di Mapolda Metro Jaya banyak hal yang tidak boleh diketahui publik. Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat jangan memainkan permainan tersebut di Mapolda Metro Jaya.

"Kemudian di sini kan ada hal yang tidak boleh diketahui publik, dalam artian, ini ada tahanan, di sini ada gudang senjata, kemudian ada berkas-berkas yang perlu kerahasiaan tinggi. Kalau nanti alasannya Pokemon, kan bisa bahaya kalau main dilingkungan kami, tentu tidak boleh," ucapnya.

Awi mengatakan, meski dilarang, namun tidak ada sanksi yang berat bagi masyarakat yang didapati memainkan game itu di lingkungan Mapolda Metro Jaya. Menurut dia, nantinya masyarakat hanya akan mendapat teguran dari petugas Provost.

"Tentu akan kami tegur kan ada provost bagian pengamanan internal tentunya dan akan dilakukan pemeriksaan," kata Awi.

Di Mapolda Metro Jaya sendiri terdapat beberapa Pokestop. Pokestop tersebut salah satunya terdapat di depan Gedung Biro Sumber Daya Manusia dan di landasan helikopter di atas Gedung Sabhara.

Salah satu warga yang pernah bermain di lingkungan Polda Metro Jaya bernama Glery mengaku pernah mendapatkan pokemon di area tersebut. Ia pernah mendapatkan Pokemon berjenis Bulbasaur di dekat Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

"Kemarin saya sempat dapat Bulbasaur di depan Krimsus", ujar dia

Pokemon Go merupakan permainan yang dikembangkan oleh Pokemon Company, Nintendo, dan Niantic. Pengguna atau Trainer bertugas menangkap monster Pokemon berbentuk animasi 3D melalui layar telepon genggam.

Namun, karena jenis-jenis Pokemon itu tersebar di beberapa wilayah, maka Trainer harus berjelajah agar bisa menemukan mereka.

Kompas TV Rela Jalan 10 Km demi Pokemon Go
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com