Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Pengacara Jessica agar Jaksa Agung Turun Tangan Dinilai Berlebihan

Kompas.com - 29/07/2016, 12:51 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Waluyo Yahya, menganggap permintaan pengacara Jessica Kumala Wongso agar Jaksa Agung HM Prasetyo turun tangan dalam mengevaluasi para jaksa yang menangani perkara kasus kematian Wayan Mirna Salihin agak berlebihan.

"Itu berlebihan, nanti yang menjelaskan itu ahli toksikologi. Bagaimana itu bergerak, khasiatnya bagaiamana itu sianida, makanya ada yang pembanding," ujar Waluyo saat dihubungi, Jumat (29/7/2016).

Pengacara Jessica, Otto Hasibuan, kemarin meragukan cara kerja jaksa dalam menangani perkara itu.

Otto keberatan dengan barang bukti yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) di persidangan karena berbeda catatan tentang dengan barang bukti yang tercantum di BAP.

Dia menilai, JPU tidak bisa membedakan mana wadah gelas maupun botol yang berisi kopi bersianida dan mana yang berisi kopi pembanding.

"Saya kira Jaksa Agung harus turun tangan menyelesaikan masalah ini. Bagaimana bisa jaksa tidak bisa membedakan mana bukti yang asli dan mana yang palsu. Ini berbahaya sekali. Jadi, selama ini, apa benar ada sianida di sana?" kata Otto, usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.

Namun menurut Waluyo, jaksa sudah menerangkan tentang pengujian kopi pembanding nantinya akan dijelaskan secara rinci oleh ahli di persidangan berikutnya. Menurut dia, adu argumen di persidangan merupakan hal yang lumrah.

"Itu haknya pengacara, itu modelnya penasihat hukum. Jangan kaget. Apapun yang benar akan dipermasalahkan, itu hak tersangka. Hakim yang akan menilai," ucapnya.

Jessica menjadi terdakwa dalam kasus kematian Mirna. Dia dituduh telah melakukan pembunuhan berencana dengan memasukkan racun sianida kevdalam gelas es kopi vietnam yang dibelikannya untuk Mirna di kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016.

Kompas TV Pengunjung Olivier Menurun Usai Kasus Kopi Maut

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com