Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Perlukah Dukungan PDI-P bagi Ahok?

Kompas.com - 01/08/2016, 10:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah menyatakan akan maju pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 melalui jalur partai politik.

Ada tiga parpol yang sudah menyatakan kesediaannya untuk menjadi kendaraan politik Ahok (sapaan Basuki). Ketiganya adalah Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem.

Jumlah kursi di DPRD DKI dari gabungan ketiga partai itu sudah memenuhi syarat untuk menjadi pengusung Ahok.

Meski sudah memiliki kendaraan politik, Ahok terlihat masih menginginkan adanya dukungan PDI Perjuangan. Ia bahkan sempat menemui ketua umum partai tersebut, yakni Megawati Soekarnoputri pada pekan lalu.

PDI-P merupakan partai dengan jumlah kursi terbesar di DPRD DKI. Tercatat ada 28 kursi yang dimiliki oleh partai berlambang banteng moncong putih itu. Situasi itu membuat PDI-P dapat mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Kuatnya posisi tawar PDI-P inilah yang dinilai menjadi salah satu penyebab masih perlunya dukungan PDI-P bagi Ahok. Hal itulah yang dikemukakan oleh pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti.

"Apalagi PDI-P semua kan tergantung Ketua Umumnya. Dan sampai detik ini saya melihat Mega masih tertarik untuk mendukung Ahok dibanding yang lain," kata Ikrar kepada Kompas.com, Senin (1/8/2016).

Selain kuatnya posisi tawar PDI-P, Ikrar melihat Ahok juga mempertimbangkan faktor kedekatannya dengan PDI-P secara historis. PDI-P merupakan partai yang tercatat pernah mengusung Ahok. Tepatnya saat Pilkada 2012.

Ketika itu, PDI-P berkoalisi dengan Gerindra mengusung Ahok sebagai calon wakil gubernur, mendampingi calon gubernur yang merupakan kader PDI-P, Joko Widodo.

"Ahok kan punya perasaan juga ya. Walau bagaimanapun juga waktu Ahok maju bersama Jokowi kan juga lewat PDI-P. Waktu itu koalisinya masih sama Gerindra ya," ujar Ikrar.

Sampai saat ini, PDI-P belum mengumumkan siapa calon yang akan mereka usung. Di sisi lain, sikap dari masing-masing kader terpecah. Ada yang menyatakan partai masih laik mendukung Ahok, sementara ada pula yang menolak.

Ikrar melihat kesempatan bagi Ahok untuk didukung PDI-P masih terbuka. Ia menganggap adanya penolakan dari sejumlah kader partai terhadap Ahok tidak bisa dijadikan acuan sikap partai secara keseluruhan.

"Lagipuka kalaupun di internal PDI-P banyak yang menentang, tapi kan harus dilihat dulu apakah penentangan itu bagian dari tekanan politik supaya Ahok mau dicalonkan lewat PDI-P atau sikap yang benar-benar bermusuhan. Itu kan belum jelas," kata dia.

Saat ini, PDI-P tengah melakukan penjaringan cagub. Ada enam nama yang tersisa. Mereka adalah orang-orang yang mendaftarkan diri pada Mei silam. Tak ada Ahok dalam enam nama itu.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, meski tak ada nama Ahok dalam enam nama yang tersisa, partainya masih memantau nama Ahok.

"Saat ini belum ada kata final. Mengingat dinamika politik di Jakarta yang dalam waktu bulan bulan ke depan ini akan terus meningkat dan tidak dipungkiri bisa muncul juga sebuah kombinasi-kombinasi baru sesuai dengan dinamika politik yang ada," kata dia saat dihubungi, Minggu (31/7/2016).

Kompas TV PDI-P Masih Tergoda dengan Elektabilitas Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com