Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Jessica Adu Argumen dengan Saksi Ahli soal Kemungkinan Rekayasa Rekaman CCTV

Kompas.com - 10/08/2016, 22:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otto Hasibuan, kuasa hukum dari Jessica Kumala Wongso, adu argumen dengan ahli digital forensik, Christoper Hariman Rianto, saat persidangan Jessica Kumala Wongso, Rabu (10/8/2016).

Keduanya adu argumen soal kemungkinan adanya rekayasa dalam barang bukti rekaman CCTV Kafe Olivier. Awalnya Otto menanyakan soal keaslian rekaman yang dipakai Christoper. Dalam penjelasannya, Christoper mengungkapkan bahwa ia mendapat rekaman langsung dari penyidik kepolisian.

Rekaman itu dikirimkan bersamaan surat permintaan menjadi saksi ahli oleh kepolisian. Otto kemudian menanyakan apakah Christoper tahu asal muasal rekaman CCTV yang diberikan kepadanya.

"Tidak tahu. Karena bukan wewenang saya," kata Christoper di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu.

Christoper menjelaskan, serelah menerima barang bukti, maka dilakukan forensic imaging berupa pemindahan isi barang bukti flashdisk ke tempat penyimpanannya. Ia pun mengaku tak tahu barang bukti yang diberikan merupakan forensic imaging untuk berapa kalinya.

"Dari analisa forensik imaging sebelumnya. Dari barbuk yang diberikan itu. Itu tak indikasi keberapa Suasana debat mulai terjadi saat Otto menanyakan adanya rekayasa gambar dalam sebuah rekaman atau gambar.

Christoper menjelaskan bahwa untuk menghindari rekayasa, maka dilakukan metode analisis. Ia pun menolak bila harus menjelaskan rekayasa gambar atau rekaman lain. Otto tampak tak puas.

Ia menegaskan bahwa Chrsitoper harus memiliki ilmu itu dan menjelaskan ke muka persidangan.

"Kalau tak punya ilmu, tak punya hak. Makanya kan ada gambar porno yang diganti. Kalau ada perbuatan begitu, metodenya apa?" kata Otto lagi.

Christoper pun enggan menjawab. Pasalnya, pertanyaan Otto tak berkaitan langsung dengan barang bukti rekaman CCTV.

"Kalau seperti saya jelaskan tadi, kalaupun ada indikasi perubahan, maka ada cara untuk menanggulangi penyusupan frame atau alterasi dari frame dengan konteks ini," kata Christoper.

Otto kembali bertanya apakah ada indikasi rekayasa warna dalam gambar. Christoper menjawab bahwa dalam kasus ini tidak ada. Lagi-lagi, Otto mempertanyakan sesuai dengan keilmuan Christoper sebagai ahli IT. Jawaban Christoper pun "tak tahu".

Melihat adu argumen itu, Ketua Majelis Hakim, Kisworo, pun menengahi dan meminta Christoper untuk menjawab dengan kalimat yang tepat.

"Kalau kasus ini, ada kemungkinan (rekayasa), makanya ada proteksi," tegas Christoper. (Baca: Ini Momen-momen Penting Jessica yang Terekam CCTV Menurut Ahli Digital Forensik )

Mengakhiri perdebatan, Otto pun berseloroh bahwa tak mengakui bukti rekaman CCTV lain, selain barang bukti asli. Bukti rekaman CCTV itu pun termasuk yang dianalisis oleh ahli digital forensik Christoper dan Muhammad Nuh.

"Kami tidak mengakui bukti (rekaman CCTV yang lain," kata Otto sambil meminta jaksa penuntut umum (JPU) memutar barang bukti asli rekaman CCTV.

Wayan Mirna Salihin meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan oleh temannya, Jessica Kumala Wongso, di Kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016. Jessica kini menjadi terdakwa dalam kasus tersebut. Jaksa penuntut umum mendakwa Jessica dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Kompas TV Pengacara Jessica Keberatan dengan CCTV yang Diputar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com