Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Mengaku Pemprov DKI Kerap Berguru pada Pemkot Surabaya

Kompas.com - 12/08/2016, 16:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kerap berguru kepada Pemerintah Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini terkait penataan dan pengelolaan kota.

Ahok mengatakan, dari soal penertiban lokalisasi hingga penyusunan anggaran melalui sistem e-budgeting, DKI belajar dari Surabaya.

"Sekarang kamu lihat waktu saya hancurin Kalijodo, Bu Risma kan kritik saya habis. Kamu baca beritanya semua. Ada enggak orang Jakarta yang marah atau saya marah? Enggak!" kata Ahok  di Balai Kota Jakarta, Jumat (12/8/2016).

Kritik Risma itu, kata Ahok, sebagai cambuk untuk bekerja lebih baik lagi. Pemkot Surabaya sebelumnya berpengalaman menertibkan lokalisasi Dolly.

Setelah mempelajari konsep Jakarta dalam menertibkan Kalijodo dan Surabaya menertibkan Dolly, Ahok mengatakan bahwa dua kawasan lokalisasi itu berbeda. Kalijodo merupakan jalur hijau yang diduduki dan dijadikan kelab malam.

Ahok kemudian menyinggung kritik Risma terkait penataan trotoar di Jakarta.

"Misalnya di semua forum-forum resmi, beliau juga bilang Jakarta kayak enggak ada pemerintah nih, jelek trotoarnya. Saya malahan langsung instruksikan orang-orang saya, 'Eh kamu belajar dong ke Surabaya'," kata Ahok.

Hal lain terkait penyusunan anggaran melalui sistem e-budgeting. Pemkot Surabaya merupakan pemerintah pertama yang menggunakan sistem e-budgeting dalam penyusunan dan pengawasan anggaran.

Ahok kemudian bertanya siapa pembuat sistem e-budgeting tersebut.

"Namanya Gagat yang buat e-budgeting di Surabaya. Ya sudah kirim ke sini dong (Gagat), aku belajar," kata Ahok.

Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga mempelajari pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) kepada Pemkot Surabaya. Ahok mengirim anak-anak buahnya untuk mempelajari sistem izin online ke Pemkot Surabaya.

Terakhir, Pemprov DKI Jakarta juga belajar mengenai sistem coding rumah sakit ke Pemkot Surabaya.

"Saya langsung minta Pak Kusmedi, pas masih jadi Dirut RSUD Tarakan untuk ke Surabaya dan belajar deh. Jadi saya justru mengikuti apa yang Surabaya lakukan," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com